Bandung Bakal Punya IGD Khusus Covid-19

IGD Rumah Sakit, Isolasi Covid-19 (Humas Pemkot)
ILUSTRASI IGD Rumah Sakit, Isolasi Covid-19 (Humas Pemkot)

HALOBDGKota Bandung akan segera mempunyai instalasi gawat darurat (IGD) yang dikhususkan bagi pasien yang terindikasi Covid-19.

Pemkot Bandung akan membangun di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) dalam waktu dekat ini.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan hal itu dilakukan sebagai upaya meminimalisir terjadinya penyebaran Covid-19.

Baca juga : 99 Kendaraan Diputar Balik Karena Mencoba Masuk Bandung

Yana menjelaskan pelayanan IGD rumah sakit bagi terindikasi Covid-19 harus terpisah dan sesuai prosedur seperti tenaga kesehatan serta peralatan seperti APD.

“Di RSKIA, IGD belum terpisah antara yang melayani gejala covid dan tidak. Kami minta dipisah, secepatnya sudah terbangun. Sehingga yang terindikasi Covid-19 itu dilayani oleh rumah sakit dengan APD standar pelayanan covid,” ujarnya.

Yana mengatakan, pemisahan pelayanan itu guna untuk meminimalisir penyabaran Covid-19.

“Ini untuk meminimalisasi penyebaran. Nakes yang melayani pasien terindikasi covid-19 sudah siap dengan APD,” katanya.

Pada Senin 21 Juni 2021, Yana kembali melakukan pemantauan ke 3 rumah sakit. Ketiganya yaitu RS Imanuel, RSKIA Kota Bandung dan Rumah Sakit Santosa Kopo.

Pemantauan itu untuk memastikan kesiapan rumah sakit dalam penanganan Covid-19. Atas kesiapannya, Yana kembali mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit atas dukungan dalam menghadapi kenaikan penyebaran covid-19 di Kota Bandung.

Baca juga : Kota Bandung Tambah 1.900 Tempat Tidur Pasien Covid-19

“Kami (Pemkot Bandung) mengucapkan terima kasih kepada rumah sakit, karena bersama kita menghadapi pandemi Covid-19 yang trennya meningkat,” tuturnya.

Ia pun berharap, rumah sakit menambah ketersediaan tempat tidur untuk mengantisipasi lonjakat kasus.

“Kami dorong terus ketersediaan tempat tidur di kota Bandung. Karena BOR (Bed Occupancy Ratio) itu sudah di angka 92 persen. Kami dorong rumah sakit, Alhamdulillah penambahan tempat tidur. Meski pun harapannya tidak dipakai,” ujar Yana.

“Antisipasi saja, karena atas dasar kemanusiaan. Kita tidak mungkin menolak yang bukan KTP Kota Bandung. Karena di sini (Kota Bandung) sangat banyak rujukan dari wilayah Bandung Raya,” ujarnya.