Profile dan Sejarah Tentang Kota Bandung Paling Lengkap

Profil dan Sejarah Kota Bandung
Profil dan Sejarah Kota Bandung/bandung.go.id

HALOBDG.com – Kota Bandung berada di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Terletak diantara 107 0 Bujur Timur dan 6 0 55′ Lintang Selatan. Lokasi Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan.

Secara topografis Kota Bandung berada pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut.

Di wilayah Kotamadya Bandung bagian Selatan permukaan tanah relatif datar, sedangkan di wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit sehingga merupakan panorama yang indah.

Keadaan Geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman Kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan gunung Takuban Perahu.

Jenis material di bagian Utara umumnya merupakan jenis andosol, dibagian Selatan serta Timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat. Di bagian Tengah dan Barat tersebar jenis andosol.

Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk. Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5 o C, curah hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari perbulan.

Sejarah Kota Bandung

Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, Bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan bakal ibukota baru.

Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampung Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).

Bupati memimpin sejumlah rakyatnya, termasuk penduduk Kampung Balubur Hilir, membuka hutan pada lahan bakal ibukota (daerah Cikapundung hilir).

Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, Kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu dipimpin langsung oleh Bupati.

Dengan kata lain Bupati R.A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (The Founding Father) Kota Bandung.

Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri.

Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama Tumenggung Wirangunangun.

Ia memerintah Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot), kira-kira 11 kilometer ke arah selatan dari pusat Kota Bandung sekarang.

Ketika Kabupaten Bandung dipimpin oleh Bupati ke-6, yakni R.A. Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijiluki “Dalem Kaum”, kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni kepada Pemerintah Hindia Belanda, dengan Gubernur Jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811).

Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Poshweg) dari Anyer di ujung Jawa Barat ke Panarukan di ujung Jawa Timur (± 1000 kilometer).

Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.

Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya Pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada.

Di daerah Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jendral Sudirman – Jalan Asia Afrika – Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya.

Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui Surat Tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari) mendekati Jalan Raya Pos.

Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, Bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.

Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat Kota Bandung sekarang).

Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai pusat pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.

Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, Bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan bakal ibukota baru.

Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampung Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).

Bupati memimpin sejumlah rakyatnya, termasuk penduduk Kampung Balubur Hilir, membuka hutan pada lahan bakal ibukota (daerah Cikapundung hilir). Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun.

Akan tetapi, Kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu dipimpin langsung oleh Bupati.

Dengan kata lain Bupati R.A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (The Founding Father) Kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan besluit (surat kelulusan) Tanggal 25 September 1810.

Hal ini berarti, selama belum ditemukan sumber lain yang menunjukan fakta lebih akurat mengenai berdirinya Kota Bandung, maka tanggal 25 September 1810 dapat dipertanggungjawabkan validitasnya sebagai “Hari Jadi Kota Bandung”.

Kawasan Bersejarah di Kota Bandung

Berikut ini merupakan kawasan bersejarah di Kota Bandung

1. Kawasan Etnik Sunda

2. Kawasan Pecinan

3. Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Bandung

4. Kawasan Pusat Militer

5. Kawasan Kosambi

6. Kawasan Astanaanyar

7. Kawasan Rajawali

8. Kawasan Industri Ciroyom

9. Kawasan Pewayangan

10. Kawasan Bandara Husein Sastranegara

11. Kawasan Pasteur

12. Kawasan Dago

13. Kawasan Gedung Sate

14. Kawasan Industri Kiaracondong

15. Kawasan Cipaganti

16. Kawasan ITB

17. Kawasan Isola

18. Kawasan Ciumbuleuit

19. Kawasan PINDAD

20. Kawasan PUSSENIF

21. Kawasan Kampung Budaya Rancabayawak

22. Kawasan  Terowongan Cai Cirateun

Permainan Warga Kota Bandung

Daftar Wali Kota Bandung dari masa ke masa:

EA Maurenbrecher (ex-officio)

1906-1907

RE Krijboom (ex-officio)

1907-1908

JA van Der Ent (ex-officio)

1909-1910

JJ Verwijk (ex-officio)

1910-1912

CCB van Vlenier (ex-officio)

1912-1913

B van Bijveld (ex-officio)

1913-1920

B Coops

1920-1921 & 1928-1934

SA Reitsma

1921-1928

JEA van Volsogen Kuhr

1934-1936

Mr JM Wesselink

1936-1941

RA Atmadinata

1941-1945

R Syamsoerizal

1945-1947

Ir Oekar Bratakoesoemah

1947-1949

R Enoch

1949-1957

R Priatna Kusumah

1957-1966

R Didi Djukardi

1966-1968

R Hidayat Sukarmadidjaja

1969-1970

R Otje Djoendjoenan Setiakusumah

1971-1976

H Utju Djoenaedi

1976-1978

R Husen Wangsaatmadja

1978-1983

H Ateng Wahyudi

1983-1988 & 1988-1993

H Wahyu Hamidjaja

1993-1998

H Aa Tarmana

1998-2003

H Dada Rosada

2003-2008 & 2008-2013

Ridwan Kamil

2013-2018

Oded M. Danial

2018-2023

Yana Mulyana

2018-2023 (sisa masa jabatan).*

 

Keterangan:

Yana Mulyana sebelumnya adalah Wakil Wali Kota Bandung. Ia menggantikan almarhum Oded M. Danial dan dilantik sebagai Wali Kota Bandung pada 18 April 2022.