Bewara  

Menelisik Stasiun Radio Malabar Bandung yang Mendunia hingga Cerita Hantu Bejo

Jejak StasiunSejarah stasiun Radio Malabar Gunung puntang Bandung
Jejak Stasiun Radio Malabar Bandung/https://mooibandoeng.com/

HALOBDG.com – Bandung terkenal sejak dulu akan keindahan wisata dan budayanya hingga menjadi perhatian dunia.  Salah satunya keberadaan Radio Malabar, stasiun radio terbesar dan tercanggih yang berada di kawasan Gunung Puntang, Pegunungan Malabar, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.

Kawasan Gunung Puntang pada saat itu sempat menjadi pusat perhatian dunia pada tahun 1923 setelah pemerintah Hindia Belanda berhasil mendirikan stasiun radio pemancar yang pertama dan terbesar di Asia.

Bahkan saking modernnya, stasiun pemancar sempat diperhitungkan dan masuk ke sejarah perkembangan radio dunia karena jadi penghubung komunikasi Indonesia – Belanda sejauh 12.000 kilometer.

Stasiun Radio Malabar dirancang oleh seorang ahli teknik elektro Dr. Ir. C.J. de Groot sejak 1916. Kemudian pembangunan antena mulai di dirikan oleh pemerintah Belanda tahun 1917 dan diresmikan oleh Gubernur Jenderal de Fock pada tanggal 5 Mei 1923.

Pada tahun 1923, disekitar radio malabar dibangun sebuah kompleks hunian bagi para karyawan stasiun pemancar ini.

Kompleks yang disebut sebagai Radiodorf (Kampung Radio) ini memiliki sejumlah fasilitas seperti rumah karyawan, gedung pemancar, lapangan tenis, kolam renang, dan konon juga sebuah bioskop.

Sayang semuanya kini hanya tinggal puing berserakan saja. Di seantero kawasan ini bisa dengan mudah kita temui sisa-sisa bangunan.

Bekas-bekas fondasi yang sering tertutup semak, serta sisa-sisa antena yang masih tersebar di area pegunungan.

Saat ini di reruntuhan bangunan yang tersisa dipasang plakat-plakat nama para pejabat yang pernah tinggal di situ.

Selain itu, di sisi tebing ada juga gua bekas jaman belanda dengan panjang 165 m kedalamanya.

Kisah Horor di Radio Malabar

Banyak sekali cerita horor yang beredar di bekas Radio Malabar ini. Kisah tersebut sering dikatakan sebagai hantu Belanda.

Namun sebenarnya, hantu yang sering disebutkan itu bukanlah orang Belanda melainkan Pribumi.

Cerita hantu bernama Bejo, yaitu orang Indonesia yang tewas dipukuli oleh para pejuang bangsa pada zaman perang tahun 1947.

Hantu Bejo disebutkan masih gentayangan di lokasi tersebut dari tahun 1965 dan 1966.

Seorang kakek berusia 90 tahun yang merupakan warga asli, mengatakan bahwa ia sangat mengingat perihal kisah hantu Bejo itu.

Ia juga mengatakan, bahwa Bejo tewas dipukuli para pejuang Indonesia yang emosi. 

Karena Bejo menjual beberapa komponen dari perangkat tersebut, ke pasar rongsok di Bandung untuk menutupi kebutuhan hidupnya.

Padahal pada bulan Mei atau Juni, sekelompok pejuang itu kembali ke puing bekas Radio Malabar.

Dengan niat, menggunakan kembali untuk keperluan perang.

Namun setelah sampai, para pejuang tidak menemukan komponen tersebut dan ternyata telah hilang.

Alhasil mereka emosi, serta mencari tahu kemana hilangnya komponen tersebut.

Dan ternyata Bejo lah yang menjual komponen penting itu, lalu ia dikeroyok hingga tewas.

Ada beberapa tanda-tanda yang dirasakan warga, saat hantu Bejo akan muncul.

Salah satunya adalah angin yang tiba-tiba kencang, lalu muncul bayangan orang tanpa kepala menyerupai Bejo di dekat jembatan.

Menurut warga setempat, tempat itu adalah tempat dimana Bejo dipenggal setelah dipukuli.

Lalu soal jenazah Bejo, katanya dikuburkan sekitar hutan di kawasan Gunung Puntang itu, wallahualam

Itulah kisah tragis Hantu Bejo Di Bekas Stasiun Radio Malabar Bandung tepatnya di Gunung Puntang, Jawa Barat.