Bike To School Tumbuhkan Konsentrasi Belajar, Motorik hingga Kebahagiaan Siswa 

Bike To School Tumbuhkan Konsentrasi Belajar, Motorik hingga Kebahagiaan Siswa 
Bike To School/ ilustrasi: bike to school

BANDUNG, HALBDG.COM – Sebagai bagian dari kampanye membumikan gerakan sepeda secara masif, kali ini komunitas pekerja bersepeda Bike To Work (B2W) menginisiasi gerakan bersepeda Bike To School

Gerakan bersepeda di sekolah menengah pertama dan atas ini tak sekadar mendorong kebiasaan positif dan menyehatkan. Akan tetapi mampu menumbuhkan nilai-nilai karakter, konsentrasi belajar, motorik hingga kebahagiaan siswa. 

Saat ini, regulasi sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mengedepankan kedekatan jarak rumah siswa ke sekolah. Momentum tersebut harus direspon melalui keaktifan sekolah- sekolah menengah dan atas di Bandung melalui Bike To School. Sehingga dampak positif bersepeda bisa dirasakan. 

Ketua B2W Bandung Wildan Fahdiansyah menyatakan, program Bike To School diharapkan tak sekadar membuat siswa rutin bersepeda. Akan tetapi, dapat mengubah mindset siswa yang tadinya mengandalkan kendaraan bermotor mulai beralih menggunakan sepeda dalam mobilitas sehari-hari. 

Ia menyebut dampak kegiatan bersepeda pun harapannya dapat lingkungan sekitar rasakan. Misalnya berkurangnya kemacetan di lingkungan sekitar sekolah, meningkatnya kualitas udara, dan membuat lingkungan sekolah semakin asri dan hijau. 

“Jadi, kami berharap gaya hidup sadar dan ramah lingkungan dapat dimulai dari siswa-siswa yang bersepeda ke sekolah,” katanya dalam konferensi pers Bike To School Kota Bandung, di Bandung, Kamis (29/9). 

Kegiatan ini menjadi rangkaian Hello Bike Festival yang akan digelar 4-6 November 2022 di Summarecon Mall Bandung. Hello Bike Festival ini sebuah event kerja sama B2W Bandung dan Greeners.co. Tujuannya menggalakkan aktivitas bersepeda di Kota Bandung, sehingga mampu mendorong upaya pengurangan emisi karbon kendaraan bermotor dan meningkatkan kualitas udara yang lebih bersih. 

Ia mengungkap, berkat gerakan ini, antusiasme sekolah yang aktif bersepeda mulai meningkat. Bahkan, banyak pelajar yang sedianya belum punya sepeda dan lama tak memanfaatkan sepeda mulai tertarik menggunakannya lagi. 

Bahkan, ada beberapa sekolah yang aktif bersepeda di luar jam sekolah, seperti berkunjung ke berbagai destinasi sejarah. “Ini menjadi indikator bahwa anak-anak mulai antusias bersepeda lagi,” ujarnya. 

Saat ini, beberapa sekolah telah menjalankan program ini, yaitu SMPN 55 Bandung, SMPN 36 Bandung, dan SMPN 34 Bandung serta beberapa SMP lainnya. 

Tak hanya itu, gerakan bersepeda ini juga menekankan pentingnya basic safety riding sebelum, saat, dan setelah bersepeda. “Ini diperlukan agar mereka lebih memperhatikan keamanan, kenyamanan dan ketertiban selama bersepeda,” ungkapnya. 

Selain itu, Wildan juga menyebut pentingnya fasilitas pendukung yang harus disediakan, seperti penyediaan tempat parkir yang layak dan aman. Hal ini penting untuk memastikan pelajar tak kehilangan motivasinya selama bersepeda ke sekolah. 

Tumbuhkan Nilai Karakter melalui Bersepeda 

Guru asal Bandung Rahmat Suprihat mengatakan, dampak bersepeda sangat nyata. Selain menyehatkan, gerakan bersepeda efektif untuk menanamkan nilai karakter. Mulai dari seperti kesabaran, manajemen waktu, disiplin, solidaritas serta cinta lingkungan. 

“Artinya bila tak bersepeda, anak-anak tidak akan menerima nilai-nilai kebaikan itu,” ujar pegiat Bike To School ini. 

Namun, gerakan Bike To School harus diikuti optimalisasi dukungan dari guru-guru dan kepala sekolah sebagai figur yang dapat siswa contoh. “Padahal perlu disadari bahwa setiap gerakan perubahan budaya sangat membutuhkan figur-figur yang dapat dicontoh oleh peserta didik,” ujar dia. 

Selain itu motivasi dan keinginan mengajak anak bersepeda pun, terlihat sangat minim di kalangan para guru. “Berbagai alasan yang melatari pegiat pelajar bersepeda dengan alasan yang saya sendiri kurang begitu paham. Apakah karena takut ada kejadian yang tidak diinginkan atau rendahnya komunikasi dengan pimpinan sekolah atau bahkan tidak menjanjikan program ini sebagai salah satu program kesiswaan,” kata dia. 

Implikasi Bersepeda terhadap Anak 

Sementara itu, Psikolog Klinis Anak dan Remaja Melissa Luckyanti berpendapat, bersepeda dapat berdampak baik pada kemampuan konsentrasi saat belajar, kemampuan motorik dan kebahagiaan. Saat mengayuh pedal sepeda maka dapat meningkatkan aliran darah sehat yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh termasuk otak. 

“Hal ini dapat merangsang otak untuk meningkatkan produksi hormon serotonin, norepinefrin, dan dopamin, serta meningkatkan transmisi informasi antara berbagai bagian tubuh dengan cerebral cortex. Sehingga memunculkan perasaan senang, meningkatkan fokus dan mempercepat reaksi otot,” katanya. 

Untuk mendapatkan manfaat optimal dari bersepeda, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Mulai dari dari kematangan motorik anak untuk mengayuh pedal, jarak tempuh, fasilitas jalan yang aman untuk pesepeda. Selanjutnya, perlengkapan keamanan selama bersepeda, tempo atau ritme mengayuh yang konstan, serta edukasi aturan ketika berada di jalan. 

Hal yang tak kalah penting yakni menyiapkan perlengkapan pertolongan pertama (seperti betadine dan plester luka). Lalu sistem pemantauan posisi dan detak jantung anak serta adanya komunitas yang membuat anak merasa bersepeda sebagai kegiatan yang menyenangkan dan bukanlah tuntutan atau hukuman. 

Ajarkan Bersepeda Sejak Dini 

Melissa juga menambahkan bersepeda bisa dilakukan sejak anak berusia di bawah empat tahun. Tahapan-tahapan mengajarkan anak bersepeda bisa dilakukan melalui pendampingan orang dewasa. Seperti mulai balancing bike saat anak berusia di bawah empat tahun dengan sepeda yang sesuai ukuran tubuh anak. 

“Jika kemampuan anak menjaga keseimbangan sudah baik, maka dapat dilanjutkan ke sepeda roda 2. Lalu sepeda roda 2 tanpa adanya roda pembantu diikuti dengan dampingan orang dewasa agar anak tak terlalu sakit jika terjatuh,” imbuhnya. **