Yuk Mengenal Sejarah Balai Kota Bandung

Sejarah balai kota bandung
Gedung balai kota bandung

HALOBDG.com – Balai Kota Bandung yang kini difungsikan sebagai kantor Wali Kota Bandung. Gedung tua bersejrah ini berada di Jalan Wastukencana No. 2.

Pada zaman Belanda Balai Kota Bandung disebut Gemeente Huis. Sebelum gedung ini didirikan, pada lokasi ini terdapat gudang kopi (koffie pakhuis) milik Andries de Wilde yang dibangun pada 1819. 

Hingga Pada tahun 1923 gudang itu diserahkan kepada Pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun 1927 gudang kopi itu dirobohkan dan di bangun Gedung Balai Kota. 

Baca juga: 3 Taman di Balaikota Bandung, Spot Favorit Rekreasi Keluarga

Arsitek yang merancang bentuk bangunan ini bernama Ir. Eh. de Roo. Pendirian balai kota ini terkait status Kota Bandung sebagai kota praja sejak tahun 1906.

Saat itu, sekitar bangunan Gemeente Huis  telah berdiri bangunan publik pendukung, yakni Javasche Bank yang sekarang menjadi Bank Indonesia (1909), Katedral (1921), dan Gereja Bethel (1925).

Pada tahun 1935, balai kota memerlukan tempat yang lebih luas. Akhirnya balai kota diperluas dengan menambah bangunan baru di bagian belakang. Bangunan ini juga menghadap ke Pieter Sijthoffpark (Sekarang Taman Balai Kota).

Arsitek dari pembangunan ini masih seorang Ir. Eh. De Roo. Ia merancang gedung baru ini dengan gaya art deco yang tengah populer saat itu, dan memberikan kesan lebih modern.

Karena bentuk gedung yang memanjang dan bagian atap gedung yang tampak datar, gedung ini pun mendapat julukan Gedong Papak (Gedung yang atapnya rata).

Setelah kemerdekaan, gedung ini tetap difungsikan sebagai balai kota atau kantor Wali Kota Bandung sampai saat ini. 

Baru pada tahun 1980-an dibangun gedung kembar di sisi kanan dan kiri gedung papak untuk keperluan perkantoran.

Hingga saat ini, Balai kota Bandung tak hanya menjadi Kantor Walikota Bandung, namun kompleks ini memiliki taman tematik menarik yang menjadi tempat favorit rekreasi keluarga. Terutama di akhir pekan dan momen hari libur, taman-taman tersebut selalu dipadati pengunjung.

Pengunjung pun bisa menikmati keindahan taman dengan suasana sejuk pepohonan tanpa dikenakan biaya masuk alias gratis. Namun hanya membayar biaya parkir bagi yang membawa kendaraan.

Di area gedung bekas gudang kopi pada zaman Kolonial Belanda ini, terdapat tiga taman tematik. Inovasi konsep tematik yang diterapkan dan dikembangkan pada taman-taman tersebut, merupakan inisiasi Ridwan Kamil yang menjabat Walikota Bandung saat itu.(*)