Mengenal Sosok Inggit Garnasih, Istri Soekarno Dimasa-masa perjuangan

HALO BDG – Jangan sekali-kali melupakan sejarah, begitulah adagium yang sering didengar ketika berbica mengenai sejarah. Sebagai upaya mengingat kembali sejarah bangsa ini, mari berkenalan dengan sosok Inggit Garnasih.

Inggit Garnasih, perempuan kelahiran 17 Februari 1888 ini merupakan istri kedua proklamator Indonesia Soekarno. Tepat 140 tahun lalu, sosok pendamping perjuangan kemerdekaan Indonesia ini lahir di desa Kamasan, Banjaran, Jawa Barat.

Inggit sebenarnya terlahir hanya dengan nama Garnasih, asal kata Hegar dan Asih yang berarti segar menghidupkan dan kasih sayang. Kemudian nama Inggit menyertai nama Garnasih, yang berasal dari jumlah uang seringgit yang konon Garnasih semasa kecil menjadi sosok yang dikasihi oleh teman-temannya.

Sebelum menikah dengan Soekarno, Inggit Garnasih sendiri sudah memiliki suami, yakni patih dari Kantor Residen Priangan yakni Nata Atmaja, namun tak berthan lama. Kemudian Inggit Garnasih menikah dengan Haji Sanusi yang aktif dalam Sarekat Islam. Namun di tahun 1923 kembali bercerai, lalu menikah di tahun yang sama dengan Soekarno. Inggit sendiri merupakan ibu kost dari Soekarno ketika kuliah di Technische Hooge School (THS), kini menjadi ITB.

Semasa pernikah 1923-1943, Inggit merupakan sosok setia yang menemani Soekarno. Jasa-jasa Inggit, tidak akan pernah bisa dilupakan oleh bangsa ini. Mulai dari biaya kuliah ‘Kus’, sapaan sayang Inggir kepada Soekarno. Masa ketika dijebloskan ke penjara Banceuy (1930), Inggit lah yang menyelipkan uang dibawah makanannya, guna membujuk penjaga membelikan surat kabar, Inggit pula lah yang menyelundupkan buku-buku untuk Soekarno ketika di dalam sel.Inggit rela berpuasa agar buku-buku tersebut dapat diselipkan diperutnya. Hingga akhirnya muncul pembelaan fenomenal yang bernama Indonesia Menggugat.

Hingga ikut dalam pengasingan Soekarno. Tercatat Inggit mendampingi Soekarno dimasa pengasingan selama 4 tahun (1934-1938) di Ende, Hingga pengasingan Bengkulu (1938-1942).

Retaknya hubungan Inggit-Kus, adalah ketika Soekarno bertemu dengan Fatmawati semasa pengasingan di Bengkulu. Hal lain yang menenggarai perceraian Inggit dan Kus adalah tidak adanya anak hasil perkawinan selama ini dan juga ketidak mauan Inggit Garnasih untuk di poligami.

Inggit tetaplah Inggit, Sosok cerdas, penuh kasih sayang dan juga setia, hingga mengantarkan Soekarno kegerbang kemerdekaan. Cinta tulusnya kepada Soekarno tetap hidup, hingga sang proklamator wafat pada 21 Juni 1970. Inggit yang saat itu di Bandung langsung bergegas melayat ke Jakarta, menemui mantan suaminya itu.

Inggit Garnasih meninggal di usia 96 tahun ada 13 April 1984. Inggit dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Babakan Ciparay, Bandung. Kini namanya menjadi nama jalan di Kota Bandung, yakni Jl Ibu Inggit Garnasih (Ciateul) Bandung. Dijalan itu juga, terdapat rumah peninggalan ketika semasa hidup Inggit dan Soekarno yang dapat di kunjungi oleh Masyarakat. (Bayu)