Tradisi Ngabuburit Saat Puasa Ramadan, Tahu Gak Sih Artinya

foto: freepik.com

HALOBDG – Ngabuburit. Tentunya istilah tersebut tidak asing ditelinga apalagi ketika bulan ramadan tiba. Tradisi yang sudah ada sejak turun temurun ini memang masih terjaga.

Ngabuburit adalah kegiatan menunggu waktu berbuka dengan berbagai aktivitas terutama demi ‘membunuh’ waktu. Biasanya dilakukan usai adzan ashar hingga menjelang magrib.

Berdasarkan Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), ngabuburit memiliki kalimat lengkap yaitu ‘ngalantung ngadagoan burit’ yang artinya bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.

Baca juga : Bacaan Niat Puasa Ramadan dan Doa Berbuka, Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Memiliki kata dasar burit yang berarti sore hari. Waktu ini biasanya antara usai salat ashar hingga sebelum matahari terbenam. Akan tetapi, menurut sumber lainnya, ngabuburit berasal dari kata burit saja (bukan merupakan lakuran) yang mendapatkan imbuhan dan pengulangan suku kata pertama. Beberapa contoh kata bahasa Sunda lainnya yang memiliki unsur morfologis serupa, yakni ngabeubeurang (menunggu siang hari), ngabebetah (nyaman) dan ngadeudeket (dekat).

Semakin populer istilah ngabuburit mulai berganti dengan bahasa daerah setempat seperti “malengah puaso” yang berasal dari Bahasa Minang yang berarti melakukan kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapar karena berpuasa.

Biasanya masyarakat melakukan aktivitas ngabuburit dengan berbagai kegiatan seperti pesantren, mengaji atau berburu makanan untuk berbuka.

Baca juga : Resep Sop Buah Anti Gagal, Cocok Untuk Berbuka

Namun ditengah kondisi pandemi COVID-19, aktivitas ngabuburit dipastikan akan dibatasi demi menjaga penyebaran virus ini. Petugas bakal melakukan penjagaan di tempat yang disinyalir bisa mengumpulkan massa.

Tentunya masyarakat diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker serta menghindari kerumunan.