Muslim  

Doa sebelum Tidur dan Doa Bangun Tidur, Bacaan Latin Beserta Artinya

DOa Sebelum tidur
ILUSTRASI: Doa Sebelum tidur (freepik)

HALOBDG.com – Ketika mau tidur dianjurkan untuk membaca doa sebelum tidur. Dengan memanjatkan doa tidur ini agar selama tidur tetap berada dalam perlindungan Allah SWT.

Selain berdoa sebelum tidur, Rasulullah SAW menganjurkan untuk berwudhu dengan harapan seseorang tetap berada dalam keadaan suci ketika tidur.

Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Ibn Hibban, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.” (HR Ibn Hibban).

Kebiasaan membaca doa ketika hendak pergi tidur ini perlu diajarkan pada anak-anak sejak dini. Nah berikut ini doa sebelum tidur dan sesudah bangun tidur lengkap dengan latin, arab dan artinya;

1. Doa Sebelum Tidur

Doa Sebelum Tidur
Doa Sebelum Tidur/foto:istimewa

Dalam ajaran Islam selalu dianjurkan untuk berdoa sebelum melakukan sesuatu termasuk doa sebelum tidur.

bacaan doa tidur ini pendek dan mudah dihafal. Berikut bacaan doa sebelum tidur

“Bismikallaahuma ahyaa wa bismika amuut”.

Artinya:

“Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati.”

Dengan membaca doa sebelum tidur, seseorang berdoa kepada Allah SWT untuk selalu melindungi dan menjaga hingga sampai fajar tiba atau sampai terbangun dari tidur.

Baca juga: Doa Sebelum Tidur Agar Terhindar Dari Mimpi Buruk, Latin, Arab dan Artinya

2. Doa Bangun tidur, latin dan artinya

Ketika bangun tidur, baca juga doa setelah bangun tidur ini, bacaanya adalalah “Alhamdu lillahil ladzii ahyaanaa ba’da maa amaa tanaa wa ilahin nusyuur.”

Artinya:

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati (membangunkan dari tidur) dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan.”

Doa Sebelum Tidur Untuk Mohon Perlindungan

Di saat tidur, kita sangat membutuhkan perlindungan Allah dari segala macam bahaya atau bencana yang sewaktu-waktu bisa mengenai kita. Setiap saat kita selalu butuh perlindungan dan penjagaan Allah Swt.

Namun, saat tidur adalah saat di mana kita tidak punya kekuatan dan kemampuan apa pun untuk melindungi diri kita.

Jika ada seseorang yang ingin berbuat jahat pada kita, tentu mereka akan sangat mudah untuk melakukannya. Bahkan, jika ada seekor nyamuk yang hendak menggigit tubuh kita, maka kita pun tidak dapat menolaknya.

Rasulullah adalah orang yang sangat penyayang pada umatnya, beliau tidak melupakan hal ini. Beliau mengajarkan bagaimana menjaga diri agar selamat dari bahaya saat tidur.

Diriwayatkan dari Aisyah Ra. berkata:

كَانَ إِذَا أخَذَ مَضْجَعَهُ نَفَثَ في يَدَيْهِ ، وَقَرَأَ بالمُعَوِّذَاتِ ، ومَسَحَ بِهِمَا جَسَدَهُ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

“Jika beliau Saw. hendak tidur, maka beliau meniupkan napas ke dua tangannya dan membaca al-mua’awwidzat lalu mengusapkannya ke tubuhnya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Artinya: Tidakkah kalian ketahui bahwa Nabi Muhammad meniupkan di kedua tangannya dan membacakan ‘Al-Mu’awwidzaat’. Serta mengusapkan dengan keduanya pada tubuh beliau, dan beliau juga mohon perlindungan dengannya dari apa yaang mungkin yang terjadi nanti.

Surah Mu’awwidzaat adalah dua surah terakhir yang dalam Al Quran yaitu surah Al Falaq dan surah An Naas.

Dua surah ini masuk golongan Makkiyah, dan mempunyai kedudukan yang tinggi di antara surah-surah lainnya.

Bacaa surah Al Falaq

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Qul auudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.”

“Aku berlindung kepada Allah Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”

Bacaan Surah An Naas
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ . مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“Qul auudzu birobbinnaas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas, minal jinnati wan naas.”

“Aku berlindung kepada Allah (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

Di samping Surat Al Falaq dan An Naas kita juga dianjurkan agar memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca ayat kursi.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwasanya ia berkata: “Rasulullah mewakilkan kepadaku untuk menjaga zakat Ramadhan. Maka, datanglah seorang yang kemudian mengacak-acak makanan….”(begitu seterusnya ia menyebutkan hadits).”

“Hingga di akhirnya (hadits), orang itu berkata, “Apabila kamu beristhirahat di tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi.”

“Maka, sesungguhnya seorang (malaikat) penjaga dari Allah akan senantiasa menyertaimu. Dan, setan tidak mampu mendekatimu hingga kamu bangun subuh.”

Bacaan ayat kursi

اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim.”

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak atau boleh disembah), melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Yang tidak mengantuk dan tidak juga tertidur. Kepunyaan-Nya adalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.”

Tidur dalam Islam

Tidur adalah aktivitas sehari-hari bagi semua manusia. Manusia memerlukan istirahat pada malam hari setelah pada waktu siang hari sibuk bekerja atau melakukan berbagai aktivitas.

Bagi orang yang tidur; ada 2 kemungkinan dia bisa bangun dan hidup kembali seperti sebelumnya, dan dia terus tidur dan tidak bangun lagi atau mati.

Jika Allah berkehendak, maka seseorang akan tidur selamanya.

Terhadap kemungkinan ini, Rasulullah mengajarkan agar memohon kebaikan dengan berdoa:

“Dengan nama Engkau, wahai Tuhanku, aku meletakkan lambungku. Dan, dengan nama-Mu pula aku bangun daripadanya.

Apabila Engkau menahan ruhku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi, apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR Bukhari dan Muslim).

Saat tidur, kesadaran manusia menjadi hilang. Dengan hilangnya kesadaran, maka ia terlepas dan bebas dari setiap hukum agama.

Oleh sebab itu, seorang yang tidur tidak dikenai sangsi dosa atau hukuman karena ia disamakan dengan orang yang tidak sadar.

Amalan Sebelum Tidur

Rasulullah SAW sangat mengerti masalah ini, maka beliau mengajarkan agar mengakhiri amalan sebelum tidur dengan sesuatu yang baik.

Agar seandainya meninggal dalam tidur, dikaruniai husnul khatimah.

Atau jika tidur dan bisa bangun kembali, maka tidur akan dicatat sebagai amal ibadah.

Rasulullah SAW bersabda:

“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku menyandarkan punggungku kepada-Mu, karena senang (mendapatkan rahmat-Mu) dan takut pada (siksaan-Mu, bila melakukan kesalahan).

Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)-Mu, kecuali kepada-Mu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) nabi-Mu yang telah Engkau utus.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selain doa di atas, seseorang juga dapat menambahnya dengan membaca surah Al-Kaafirun, yakni: “Qul yaa ayyuhaa alkaafiruuna. Laa a’budu maa ta’buduuna. Walaa an.

Tum ‘aabiduuna maa a’budu. Walaa anaa ‘aabidun maa ‘abadtum. Walaa antum ‘aabiduuna maa a’budu. Lakum diinukum waliya diin.”

Artinya: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku,”.

Tidak hanya doa sebelum tidur, Islam juga mengajarkan untuk meniru perilaku Rasulullah SAW atau yang disebut dengan sunnah sebelum tidur.

sunnah sebelum tidur

1. Berwudhu

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ

“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR Al Bukhari dan Muslim no 2710).

2. Mengibaskan Tempat Tidur

إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَأْخُذْ دَاخِلَةَ إِزَارِهِ فَلْيَنْفُضْ بِهَا فِرَاشَهُ وَلْيُسَمِّ اللهَ فَإِنَّهُ لاَ يَعْلَمُ مَا خَلَفَهُ بَعْدَهُ

“Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan, ‘bismillaah,’ karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR Al Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, dan Abu Dawud).

3. Tidur ke Kanan

اِضْطَجِعْ عَلَى شَقِّكَ اْلأَيْمَنِ

“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

4. Meletakan Tangan di Bawah Pipi Kanan

كـان إذا رقـد وضع يده اليمنى تحت خـده

“Rasulullah SAW apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR Abu Dawud).

5. Membaca surat Al Kafirun

قُلْ يا أيُّها الكافِرُونَ ثُمَّ نَمْ على خاتِمَتِها فإنَّها بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ

“Bacalah surat Al Kafirun kemudian tidurlah engkau di penghujung ayatnya karena dia melapaskanmu dari kesyirikan.” (HR Abu Dawud).

Makna dan keutamaan doa sebelum tidur.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah tidurmu diwaktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS. Ar Rum: 23)

Tidur adalah bentuk rahmat Allah sebagaimana yang firman-Nya, yang artinya: “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan supaya kamu bersyukur.” (Al Qashahs: 73)

Dengan demikian, makna dari doa sebelum tidur adalah untuk mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, tindakan pasrah atau berserah diri pada Allah SWT, memohon belas asih dari-Nya karena Dia lah zat yang memegang nyawa seluruh umat, dan doa sebelum tidur akan membuka pintu husnul khatimah. (*)