News  

Keren, Desa Ini Miliki Rumah Isolasi Khusus Warganya Yang Positif Covid-19

Ruang Isolasi Covid-19
Ruang Isolasi Covid-19

HALOBDG – Sebuah terobosan dilakukan oleh Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur karena memiliki ruang isolasi untuk pasien positif Covid-19.

Tidak sembarangan, rumah yang disulap menjadi ruang isolasi tersebut memiliki fasilitas yang lengkap.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil melakukan kunjungan ke ruang isolasi tersebut, bahkan dia menilai desa lain harus memiliki tempat yang sama.

Baca juga : Kasus Covid-19 Meningkat, Jabar Akan Percepat Vaksinasi

“Kalau ringan dan sedang dirawatnya di desa saja, yaitu di puskesmas atau ruang isolasi yang sudah ada.”

“Seluruh desa sudah wajibkan punya ruang isolasi, nanti dipantau oleh puskesmas dan kepala desa. Kalau dia gejalanya ringan sedang, tidak usah ke rumah sakit,” katanya.

Menurutnya anggaran tersebut sudah ada dalam APBD sekitar 8 persen dan fungsinya sangat membantu dalam penanganan Covid-19.

Menurut Kang Emil, keberadaan ruang isolasi di setiap desa dan kelurahan dapat menekan tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19.

Mengingat masih ada pasien bergejala ringan dan sedang menjalani isolasi di rumah sakit, seperti di RSUD Sayang Cianjur.

“Setelah kami bedah ternyata sebagian adalah pasien yang sebenarnya tidak perlu dirawat di rumah sakit karena gejalanya ringan dan sedang,” tuturnya.

Selain itu, Kang Emil pun mengapresiasi RSUD Sayang Cianjur yang telah mengonversikan 40 persen dari total kapasitas tempat tidur untuk merawat pasien COVID-19.

“BOR saya titip dibawah angka 60 persen jadi kalau sudah menjelang 70 persen keterisiannya, maka ditambahi kapasitasnya menjadi 30-40 persen seperti di RSUD Sayang ini,” katanya.

Kang Emil mengatakan, kombinasi penguatan ruang isolasi di desa dengan penambahan kamar di rumah sakit menjadi cara terbaik Jabar dalam mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19.

“Kombinasi penguatan perawatan dengan ruang isolasi di desa dan kelurahan akan menjadi unggulan Jabar dalam menyelesaikan kedaruratan ini,” ucapnya.

Baca juga : Waspada, Varian Covid-19 Delta Ditemukan di Jawa Barat

Konversi tempat tidur ke pasien COVID-19 tetap dampak risiko penurunan layanan bagi pasien non-COVID-19, seperti kecepatan layanan dan kesediaan nakes di saat bersamaan.

Untuk itu, Kang Emil mengimbau warga untuk mematuhi protokol kesehatan 5M. Dengan semakin sedikit pasien COVID-19 masuk rumah sakit, semakin leluasa kamar untuk semua pasien.

“Jangan terlena. Karena COVID-19 mengajarkan siapa yang terlena pasti akan tersergap oleh kelengahan itu,” katanya.

“Klaster keluarga, kunjungan, ziarah mssih mendominasi pasien yang sekarang dirawat di rumah sakit,” imbuhnya.