News  

PTM terbatas, Belasan Siswa dan Guru Kota Bandung Dinyatakan Positif Covid-19

Halobdg.com – Sebanyak 14 orang yang terdiri dari siswa dan guru pada jenjang SD, SMP dan SMA yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani tes PCR secara acak sejak Jumat kemarin. Total 1.512 orang siswa dan guru telah dites PCR hingga Senin kemarin.

Menurut Kapala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr Rosye Arosdiani mengatakan telah melakukan pengambilan spesimen terhadap siswa dan guru sebanyak 1.512 orang. Dari total tersebut terdapat 348 spesimen yang hasilnya sudah keluar sedangkan sisanya belum.

“Hasilnya dari 348 ada yang positif 14 (orang), ini tersebar di beberapa sekolah. Satu sekolah ada satu orang, dua orang ada tiga orang gak ada yang tertumpuk, guru dan murid. Tidak merinci berapa jumlah siswa yang terpapar dan guru yang terpapar termasuk sekolah-sekolahnya,” ujar Rosye kepada wartawan di balaikota Bandung, Selasa (19/10/2021).

Rosye menyebutkan sekolah-sekolah tersebut merupakan kewenangan dari Dinas Pendidikan (Disdik). Pihaknya sendiri menindaklanjuti temuan tersebut dengan melakukan tracing, testing dan treatment kepada kontak erat.

“Bagaimana tindak lanjut, kita tidak total tapi lokus sekolah mana yang ada seperti biasa yang positif lakukan tracing testing dan kontak erat. Mereka yang positif Covid-19 tidak bergejala,” katanya.

Rosye menuturkan, mereka yang melakukan kontak erat akan dilakukan pemeriksaan termasuk di sekolah-sekolah tersebut. Selain ditemukan kasus positif Covid-19 terhadap siswa dan guru, pihaknya juga menemukan nol kasus Covid-19 pada sekolah yang dilakukan tes PCR,” 14 orang ini tidak semua asal Bandung,” ujarnya.

Ia mengatakan penanganan dilakukan oleh puskesmas setempat sedangkan mereka yang berasal dari luar Bandung akan dikoordinasikan dengan puskesmas di tempat tinggal mereka.

“Yang bersangkutan (siswa dan guru) melakukan isolasi kalau tidak bergejala, kemungkinan besar tidak bergejala maka datng ke sekolah. Pihaknya menargetkan sebanyak 3.500 siswa dan guru dilakukan tes PCR secara acak.

Namun jumlah tersebut akan bertambah hingga 5.000 orang jika ditemukan kasus positif Covid-19 dan siswa yang sekolah semakin bertambah. “Ketika ada yang positif, bisa jadi 1 sekolah 100 orang (diperiksa),” bebernya.

Dikatakan Rosye, tes dilakukan untuk memastikan kondisi penyebaran Covid-19 di sekolah sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa pandemi masih berlangsung. Tes pun dilakukan untuk memastikan kasus secara dini.

Rosye menambahkan, apabila persentase kasus positif Covid-19 di tiap sekolah melebihi 5 persen maka direkomendasikan untuk dihentikan sementara dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Pemeriksaan akan dilakukan lebih menyeluruh untuk memastikan kondisi yang sebenarnya di lapangan dan lebih akurat.

“Saya melihat antara 1 sampai 5 persen, lalau satu 1 sampai 5 persen yang dilakukan adalah kelompok belajar dilakukan pemeriksaan dan yang lain boleh (beraktivitas),” tandasnya.