Resolusi 2024: Dari RW hingga Kader PKK Dilibatkan Bangun Kota Bandung

Resolusi 2024 Kota Bandung
Pj Wali Kota Bandung,Bambang Tirtoyuliono. (Diskominfo Kota Bandung)

HALOBDG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meramu sejumlah resolusi 2024 untuk meningkatkan pembangunan. Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono memaparkan, seluruh elemen memiliki peran penting karena pembangunan perlu dilakukan mulai dari tataran kewilayahan terkecil seperti RT dan RW.

“Penyelenggara pemerintah lingkup kewilayahan dan lembaga informal mengakselerasi permasalahan yang ada di Kota Bandung. Kita dibantu PKK dan kader posyandu, bahkan sampai ke ranah RT RW. Dalam struktur penyelenggaraan pemerintahan sudah relatif cukup, tinggal bagaimana kita reoptimalisasi di semua struktur,” ungkap Bambang, Rabu 10 Januari 2024 .

Ia mengatakan, potensi Kota Bandung yang akan ditingkatkan di tahun ini terdapat pada sektor jasa dan pariwisata. Bambang mengaku, pada akhir pekan okupasi hotel di Kota Bandung tinggi sekali.

“Kota Bandung menjadi kota tujuan dengan berbagai macam motivasinya. Ada yang cari kuliner, spot wisata keluarga, dan lainnya. Terlebih banyaknya potensi terutama pada industri kreatif UMKM,” jabarnya.

“Jumlahnya ada 10.571 UMKM. Marketnya bukan cuma lokal, tapi juga sampai diekspor. Industri kreatif digital anak-anak kita sudah sangat mumpuni,” tambah Bambang.

BACA JUGA: Tarif Puskesmas Naik, Dinkes Kota Bandung Pastikan Peserta BPJS dan UHC tak Terpengaruh

Ia menyebutkan, pada 28 Desember 2023 – 3 Januari 2024 tercatat rata-rata harian kendaraan roda empat yang masuk dari 6 gate tol sebanyak 300.000 kendaraan. Terbanyak ada pada pintu tol Pasteur, per harinya bisa mencapai 50.000 kendaraan yang masuk.

“Ini jadi PR (pekerjaan rumah) bersama untuk mengelola potensi wisatawan, tapi jangan sampai macet juga. Orang yang ingin berjualan di Kota Bandung juga jadi banyak, menambah jumlah PKL. Ini juga menjadi suatu persoalan yang harus dibenahi,” paparnya.

Sebab menurutnya, dengan naiknya jumlah pengunjung ke Kota Bandung, tentu ada permasalahan lain yang mengikuti, seperti parkir liar, PKL, bahkan hingga fenomena premanisme.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

“Misal parkir liar di Alun-alun, itu kita sudah rapikan semua sesuai koridor aturan. Ada beberapa ruang publik baru, salah satunya di Monju. Di sana mulai ada PKL dan parkir liar. Ini kita tata dari awal juga. Kita kasih mereka kesempatan, tapi sesuai aturan. Harus saling merawat, perhatikan mana yang boleh ditempati dan tidak,” jelasnya.

BACA JUGA: Pemkot Bandung Janji Tertibkan Parkir Liar dan PKL di Kawasan Saparua

Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan ke Kota Bandung, terdapat 29 taman tematik yang bisa kunjungi. Belum lagi taman-taman kecil yang tersebar di berbagai wilayah. Tentunya taman-taman tersebut telah disokong beragam fasilitas, salah satunya Wi-Fi dan CCTV.

“Salah satu prestasi selama 5 tahun terakhir, Kota Bandung telah meraih 430-an penghargaan, terutama dengan adanya Bandung Smart City. Dalam aspek Pelayanan Publik, kami juga telah mendapatkan penghargaan. Interaksi langsung telah diminimalisasi dengan pelayanan by digital. Ini merupakan manifestasi Kota Bandung,” akunya.

Bambang juga tak menampik ada banyak resolusi 2024 Kota Bandung lainnya karena sejumlah PR perlu dibenahi bersama. Contohnya angka pengangguran, kemiskinan, kemacetan, banjir, dan sampah.

“Cekungan Bandung juga jadi persoalan, jika intensitas hujan cukup tinggi bisa terjadi genangan. Dari sebelumnya 26 titik banjir, sekarang tinggal 12 titik. Upaya yang telah kami lakukan tiap tahun seperti mapag hujan, bangun kolam retensi, rupom, sumur resapan, dan biopori,” paparnya.

Ia menambahkan, untuk titik krusial banjir masih ada 5 titik. Bambang menuturkan, wilayah yang masuk dalam kategori krusial jika ketinggian genangan lebih dari 30 cm dan surutnya lebih dari 1 jam.

“Titiknya di Pasir Koja, Leuwipanjang, Cibaduyut, dan Gedebage. Mari kita ciptakan Kota Bandung menjadi kota yang kita inginkan. Indah, aman, nyaman, kondusif,” imbuhnya.***