Bisnis  

Pasti Berkah, Tiru 5 Cara Berdagang ala Rasulullah SAW

Cara Berdagang Rasulullah SAW
Cara Berdagang Rasulullah SAW/unplash

KETIKA sedang menjalani sebuah bisnis atau usaha, pasang surut sudah menjadi hal yang biasa. Hal tersebut bisa menjadi sebuah ujian dari Allah SWT untuk lebih mendekatkan diri dan bersabar atas kehendak-Nya.

Dalam keadaan seperti ini, tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan. Padahal, Rasulullah SAW sudah mencontohkan bagaimana caranya untuk berdagang.

Terdapat beberapa cara berdagang ala Rasulullah SAW yang bisa Anda tiru. Tentunya cara ini dilakukan dengan baik dan sesuai syariat Islam. Lantas, apa saja cara berdagang Rasulullah yang bisa kita tiru? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Cara Berdagang Rasulullah SAW

Merangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa cara berdagang Rasulullah SAW yang bisa Anda tiru.

  1. Bersikap Jujur

Cara berdagang Rasulullah yang pertama adalah dilakukan dengan jujur. Jujur sendiri merupakan salah satu sifat Rasulullah SAW yang biasa disebut dengan istilah Shiddiq.

Rasulullah SAW tidak pernah berbohong dalam berdagang. Semisal, jualan 1 kg gula, ya benar-benar takarannya 1 kg. Tidak kurang, bahkan Rasulullah selalu melebihkan. Hal tersebut juga yang membuat Rasulullah SAW mendapat gelar Al-Amin, yang berarti orang yang bisa dipercaya.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat, kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR.Tirmidzi).

Dengan melakukan cara berdagang Rasulullah SAW yang satu ini akan membuat para pelanggan merasa puas dan percaya kepada Anda.

  1. Menjual Barang dengan Kualitas Terbaik

Dalam menjual suatu barang, Rasulullah SAW akan memberikan kualitas yang terbaik. Tujuan dari hal tersebut agar tidak merugikan pembeli atau pelanggan. Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga menjual barang yang sesuai dengan harga yang harus dibayarkan oleh pembeli.

Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah berkata, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan.

  1. Mengambil Untung Sewajarnya

Saat berdagang, tentunya kita ingin mendapatkan keuntungan. Kebanyakan para pengusaha menginginkan mendapatkan untung yang besar. Namun, untung yang besar tersebut harus dilakukan dengan cara yang baik dan halal.

Dalam berdagang, Rasulullah SAW tidak pernah mengambil untung yang banyak. Justru beliau mengambil untung yang sewajarnya dari barang yang dijual. Pasalnya, Rasulullah tidak mencari uang dalam berdagang. Melainkan beliau mencari keberkahan dari Allah SWT ketika berdagang.

“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat.” (QS. Asy-Syura : 20).

  1. Melakukan Strategi Pemasaran

Cara berdagang Rasulullah SAW yang selanjutnya adalah dengan melakukan strategi pemasaran. Sudah sejak zaman dulu, Rasulullah SAW menerapkan strategi pemasaran dalam berdagang.

Pertama, beliau membidik target pasar. Tidak hanya menyasar pada target pasar tertentu saja, namun semua segmen dari kalangan bawah sampai atas. Kedua, berpikir kreatif dan inovatif untuk menjual barangnya. Beliau menjalin hubungan baik dengan pelanggan maupun koleganya sebagai jalan melebarkan sayap bisnis ke penjuru dunia.

  1. Tidak Mudah Menyerah

Cara berdagang Rasulullah yang bisa Anda tiru yang terakhir adalah tidak mudah menyerah. Ketika jualan tidak sepi, janganlah Anda merasa putus asa dan memilih untuk menyerah.

Rasulullah SAW pun terus berusaha meski dihadapkan dengan berbagai cobaan yang datang. Seperti kita tahu, dalam berdagang ada kalanya ramai dan ada juga saatnya sepi. Ketika sedang sepi, Anda harus tetap terus berikhtiar.

“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87).

Seperti kita tahu, dalam berdagang tentunya kita membutuhkan modal uang untuk menjalankannya. Modal ini nantinya akan modal ini akan digunakan untuk beberapa hal. Mulai dari belanja bahan baku, menyewa tempat, pemasaran dan lain-lain. (*)