Wisata  

Mengenal Sejarah Pembangunan Gedung Sate Lewat Museum

Gedung Sate dalam tampilan 4D. (Foto Hafi)

HaloBdg.com – Gedung Sate merupakan landmark Kota Bandung dan Jawa Barat. Gedung bergaya arsitektur neoklasik ini, dirancang arsitek Belanda J. Gerber. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda, Gedung Sate menjadi kantor tiga jawatan, yaitu Transportasi, Pekerjaan Umum, dan Pengelolaan Air.

Saat ini gedung yang selesai dibangun 1920 tersebut, digunakan sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat. Nama Gedung Sate diambil dari bentuk puncak atap gedung yang menyerupai tusuk sate, salah satu hidangan tradisional Indonesia.

Nah untuk mengenal lebih jauh tentang Gedung Sate dari sejarah pembangunan, konsep dan arsitek bangunan, fungsi gedung, hingga struktur konstruksi bangunan Gedung Sate, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghadirkan Museum Gedung Sate yang berada di sisi kanan gedung tersebut.

Museum yang diresmikan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pada 8 Desember 2017 ini, tampil futuristik dengan teknologi digital. Meskipun areanya tidak terlalu luas, namun pengunjung akan dibuat takjub dengan koleksi di dalamnya.

Di dalamnya terbagi menjadi beberapa ruangan yang menghadirkan beragam informasi sejarah beserta ornamen hingga cetak biru Gedung Sate. Diantaranya ruangan informasi digital seputar sejarah panjang Kota Bandung dan pembangunan gedung yang disajikan lewat tablet digital. Berikutnya ada 4D Projection yang menampilkan Gedung Sate dalam bentuk 4D.

Bagian lainnya ada ruang gimmick yang menyuguhkan konsep edutainment untuk pengunjung seperti ruang augmented reality hingga virtual reality. Di Augmented Reality, pengunjung serasa berada di ruangan para pekerja pembangunan Gedung Sate di masa lampau. Dilengkapi interior dan perkakas para pekerja.

Lanjut lagi ke bagian The Theater untuk menonton film pendek berdurasi 10 menit mengenai Kota Bandung di area audio visual. Selain segmen-segmen digital tersebut, museum inipun menghadirkan benda-benda bersejarah, seperti telepon kuno, branwir, dan duplikat sirene.

Ornamen kaca patri dan prisma sebagai sumber cahaya sebagai ciri khas Gedung Sate pun dapat dilihat di museum ini. Yang menarik lagi ada sebuah lubang dinding asli gedung yang sengaja dibuka untuk memperlihatkan struktur kontruksi gedung yang terbuat dari tumpukan batu gunung dari Gunung Manglayang.***