Wisata  

Paket Wisata Sunday Morning di Kota Bandung

Paket Wisata Sunday Morning di Kota Bandung

HALOBDG.com – Yuk, Nikmati Sunmor (Sunday Morning ) di Lapangan Gasibu atau dulu dikenal dengan Wilhelmina Plein sambil berbelanja, mencicipi kuliner Pedagang Kaki Lima (PKL) binaan pemerintah Kota Bandung dan berkunjung ke museum serta destinasi wisata menarik lainnya.

START : Depan Gedung Sate atau GASIBU

Olahraga di Gasibu

Buat yang hobi olahraga lari, wajib banget mencoba jalur jogging track Gasibu yang nyaman dan jadi favorit masyarakat Bandung nih. Pada saat jaman Belanda lapangan itu bernama Wilhelmina Plein (lapangan Wilhelmina) yang namanya ini diambil dari ratu Belanda. Pada 1950-an, nama lapangan tersebut kemudian berganti menjadi Lapangan Diponegoro.

Kemudian pada tahun 1955, Lapangan Diponegoro lebih dikenal dengan nama lapangan Gasibu. Nama Gasibu sendiri, menurutnya, berasal dari sebuah perkumpulan sepakbola yang dimana anggotanya merupakan masyarakat Bandung Utara. Gasibu kepanjangan dari Gabungan Sepakbola Indonesia Bandung Utara.

Namun, ada juga yang berpendapat Gasibu berasal dari kata gazeebo yang berarti sebuah bangunan berstruktur paviliun yang berbentuk segi 6, atau segi 8, biasanya terdapat ditaman, kebun atau area umum yang luas.

Gazebo beratap, namun tidak berdinding. Memang dulunya, di lapangan Gasibu terdapat dua gazeebo yang terdapat di sudut sebelah selatan dan di sudut sebelah utara. Di sudut sebelah selatan gazeebo berdiri dekat Gedung Sate, sedangkan di sudut sebelah utara gazebo berdiri dekat Kantor Telkom.

Kini kawasan ini, sudah menjadi salah satu tempat olahraga favorit warga Bandung. Setiap harinya mulai pagi dan sore, Gasibu selalu dipenuhi oleh masyarakat yang berolahraga. Sedangkan di hari Minggu, kawasan selalu
penuh oleh pengunjung atau wisatawan baik yang berolahraga maupun wisata kuliner.

Sunday Morning di Kawasan MONJU

Kawasan yang setiap minggu pagi ini selalu dipenuhi kurang lebih 1800 Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dibina oleh Pemerintah Kota Bandung serta cocok banget dijadiin destinasi wisata belanja dan kuliner unik di Kota Bandung.

Selesai berolahraga di Gasibu, wisatawan bisa melanjutkan untuk berburu kuliner dan belanja di kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL) Monumen Perjuangan (Monju). Kawasan yang setiap minggu pagi ini selalu dipenuhi kurang lebih 1800 Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dibina oleh Pemerintah Kota Bandung.

Pemkot Bandung kembali menata Pedagang Kaki Lima (PKL) mingguan di kawasan Monumen Perjuangan (Monju). Penataan untuk memberikan akses lalu lintas agar kawasan Monju dan sekitarnya tetap normal dan nyaman dikunjungi oleh wisatawan.

Lokasi Sunmor Monju atau Pedagang Kaki Lima (PKL) di Monumen Perjuangan sangat mudah ditemukan karena berada di tengah kota dan dilingkungan sekitar objek wisata yang terkenal. Akses menuju lokasi ini sangat mudah karena dapat dicapai menggunakan kendaraan roda 2, roda 4 maupun kendaraan umum. Jadi, kalau berwisata ke Bandung di hari minggu, sempatkan waktu untuk kesini ya.

Melihat Koleksi Perangko Museum Pos dan Museum Gedung Sate

Berwisata menikmati berbagai koleksi perangko, transportasi hingga sejarah Gedung Sate yang jadi saksi bisu perkembangan Bandung. Museum Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki No. 73 Bandung , Jawa Barat.

Museum bersejarah ini sudah berdiri sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1933. Awalnya, bangunan yang didesain oleh duo arsitek J. Berger dan Leutdsgebouwdienst ini bernama Pos Telegrap dan Telepon (PTT).

Tepat di Hari Bhakti Postel ke-38, yakni 27 September 1983, Museum PTT akhirnya resmi berubah nama menjadi Museum Pos dan Giro.Museum yang namanya berubah kembali di tahun 1995 menjadi Museum Pos Indonesia ini memiliki koleksi ribuan perangko dari penjuru dunia. Koleksi yang ditampilkan di museum ini tidak hanya perangko. Benda-benda pos seperti timbangan surat dan sepeda pak pos juga turut dipamerkan.

Perkembangan baju dinas serta peralatan pos dari zaman kolonial hingga sekarang juga dapat Anda jumpai di museum yang terletak tepat di samping Gedung Sate, Bandung, ini.

Tidak jauh dari Museum Pos Indonesia, juga ada Museum Gedung Sate yang bisa dikunjungi. Diresmikan pada 8 Desember 2017 dan mengusung ‘Smart Museum’, Museum Gedung Sate ini menjadi museum interaktif pertama di Indonesia. Konsep tersebut memberikan panduan informasi mengenai bangunan bersejarah menggunakan teknologi digital.

Museum Gedung Sate ini juga menyajikan diorama sejarah yang isinya informasi sejarah Gedung Sate Bandung. Pengunjung bisa melihat berbagai foto masa lalu yang diletakkan pada setiap sisi dinding gedung ini. Disini juga ada temoat pemutaran film sejarah Sebelumnya telah dijelaskan bahwa gedung ini memiliki ruang teater mini.

Ruangan ini digunakan untuk pemutaran film sejarah. Sehingga pengunjung bisa menyaksikan tontonan sejarah dengan fasilitas yang nyaman seperti di bioskop.

Nikmati Udara yang Seger di Taman Lansia

Tidak hanya untuk orang tua, taman ini juga cocok dijadikan oleh muda-mudi Kota Bandung menikmati udara yang segar dan nyaman sambil berburu kuliner disekitarnya. Lokasi Taman Lansia cukup strategis, yakni di dekat Gedung Sate Bandung.

Lokasi strategis ini membuat Taman Lansia cukup banyak pengunjung terutama di hari libur. Fasilitas lainnya seperti persewaan kuda di Taman Lansia dapat memberikan Anda pengalaman tersendiri dalam menyusuri wilayah Taman Lansia.

Daya tarik utama yang bisa anda temukan saat singgah di taman hits Bandung ini, maka anda akan disambung dengan suasana yang begitu asri. Hal ini dikarenakan adanya banyak pepohonan rindang yang menaunginya.

Memang keberadaannya sebagai ruang terbuka hijau sekaligus sebagai fasilitas umum masyarakat. Angin sepoi sepoi yang sejuk juga turut membuat anda enggan untuk segera beranjak. Udaranya yang turut menjadi bersih menjadi alasan mengapa Taman Lansia selalu jadi tujuan bersantai. Anda juga bisa menemukan danau buatan di tengah tengah taman.

Berburu Kuliner di Kawasan Cisangkuy

Tempat mencicipi berbagai kuliner legendaris dan kekinian yang dijamin menggugah selera wisatawan.
Berlokasi di area pusat kota, Jalan Cisangkuy ini menghubungkan beberapa destinasi wisata seperti Gedung Sate, Taman Lansia, dan juga Museum Geologi.

Gak heran kalau di sepanjang kanan-kiri jalan banyak pilihan jajanan ringan sampai rumah makan. Apalagi di sini juga terdapat Pasar Cisangkuy yang punya sentra makanan enak.

Restoran ini memiliki berbagai jenis makanan dari berbagai daerah, mulai dari makanan tradisional Indonesia sampai makanan khas Jepang, Korea, dan Eropa.

Pasar Cisangkuy memang memiliki tagline Cafe 1001 Macam Food. Restoran ini bekerja sama dengan 40 tenan makanan di Kota Bandung. Restoran yang terletak di Jalan Cisangkuy Nomor 46 ini memiliki konsep gudang pasar tradisional zaman dulu.

Desainnya yang unik dan homey ini diciptakan oleh beberapa arsitektur muda yang andal dan berpengalaman. Saat masuk, Anda akan disambut oleh suasana hangat dari lampu spotlight yang dipadukan dengan dinding bangunan yang didominasi kayu sehingga membuatmu nyaman.

Selain itu, juga ada Yogurt Cisangkuy berkonsep cafe yang teduh dengan dikelilingi tanaman dan pepohonan hijau, tempat makan ini termasuk yang legendaris di Cisangkuy Bandung. Cafe yogurt satu ini sudah beroperasi sejak tahun 1970 an lho dan banyak kenangan pastinya di tempat ini.

Di sini kamu bisa menikmati aneka minuman yogurt yang unik-unik dan tetap sesuai dengan selera kekinian meski tempatnya jadul. Yogurt-nya bisa kamu pilih mau yang juice alias encer ataupun yang kental dan lebih terasa medok di mulut. Beberapa pilihan favorit antara lain, strawberry no juice (kental), lychee yogurt kental, dan grape yogurt juice.

Museum Geologi

Satu-satunya Museum di Indonesia menampilkan banyak koleksi-koleksi kepurbakalaan yang mungkin tidak akan ditemukan di tempat manapun di Indonesia.

Museum Geologi di Bandung merupakan salah satu tempat wisata Bandung yang dilindungi oleh negara.
Museum ini merupakan sebuah warisan nasional yang keberadaannya merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang ada di kota Bandung.

Maka dari itu, gedung Museum Geologi ini memiliki nilai sejarah dengan sarat makna yang di dalamnya tersimpan banyak materi geologi yang berharga seperti sejarah Museum Bajra Sandhi.

Di zaman sekarang ini, Museum Geologi ini telah menarik minat banyak wisatawan untuk mengunjungi
tempat ini. Museum yang sangat dilindungi ini berlokasi di Jalan Diponegoro No. 57, Cibeunying Kaler dan perawatannya berada langsung di bawah kendali pemerintah.

Dibangun pada tanggal 16 Mei 1928, Museum Geologi Bandung pernah dipugar dan direnovasi dengan dana bantuan pembangunan yang berasal dari JICA Jepang (Japan International Cooperation Agency) sebesar 754,5 juta Yen. Karena museum ini merupakan salah satu tempat yang sangat representatif dan layak dikunjungi di Bandung untuk keperluan pendidikan ataupun penelitian, Megawati Soekarnoputri akhirnya membuka museum ini secara resmi untuk umum pada tanggal 23 Agustus 2000.

Keliling Kota Bandung dengan Bandros

Bandros adalah bus wisata yang dihadirkan oleh pemerintah Kota Bandung, khususnya untuk para wisatawan yang ingin mengenal Kota Kembang lebih jauh. Bus Bandros sudah beroperasi kurang lebih selama tiga tahun sejak pertama kali diluncurkan di tanggal 18 Februari 2018 silam.

Bus wisata ini melayani para wisatawan yang ingin berkeliling Kota Kembang sembari mengetahui kisah dan sejarah tentang beberapa lokasi di Kota Bandung.

Dulunya bus Bandros merupakan bus bertingkat dua. Namun demi keamanan penumpang, kini bus unik dengan warna-warna yang berbeda ini hanya memiliki satu lantai saja. Bus Bandros masih tetap beroperasi hingga sekarang. ‘

Menariknya, penumpang Bandros tak hanya turis dari luar Kota Bandung atau pun Jawa Barat saja, melainkan juga warga Kota Bandung sendiri. Selain naik dari Alun-alun Kota Bandung, kamu juga bisa naik Bandros di shelter Museum Geologi atau dekat Taman Lansia. Nikmati keseruan mengelilingi Kota Kembang dengan sensasi yang berbeda dengan salah satu bus ikonik.

inilah rute Bus Bandros Taman Lansia – Cihampelas :

Taman Lansia – Jalan Diponegoro – Jalan Sulanjana – Jalan Tamansari – Jalan Siliwangi -Jalan
Ir H Juanda (Dago) – U Turn Dago Tea House – Jalan Ir H Juanda (Dago) – Jalan Sumur Bandung – Jalan Tamansari
– Jalan Siliwangi – Cihampelas – Jalan Surapati – Jalan Sentot Alibasyah – Jalan Diponegoro – Taman Lansia


FINISH : Taman Lansia