Kota Bandung Bersiap Sekolah Tatap Muka

Kota Bandung Bersiap Sekolah Tatap Muka
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Cucu Saputra

HALOBDG, BANDUNG – Kota Bandung terus bersiap untuk bisa memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di sekolah.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Cucu Saputra menyebut salah satu persiapan sekolah tatap muka, dengan mulai dilakukannya pengecekan daftar periksa. Yakni sarana dan prasarana penunjang untuk pelaksanaan PTM.

Cucu katakan, pemeriksaan kelayakan daftar periksa ini dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan.

Selain sarana dan prasarana, kesiapan SDM sekolah, orang tua, dan para siswa juga menjadi penilaian.

“Persepsinya yang harus diingat PTM itu terbatas,” ucap Cucu Kamis (20/5).

Sekolah tatap muka di Bandung tergantung keputusan Satgas Covid-19

Cucu menyebut, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di Kota Bandung tergantung pada keputusan Satgas Covid-19 tingkat kewilayahan, atau kecamatan. Kewenangan bukan berada di Disdik.

Pihaknya, lanjut Cucu, juga telah mendorong vaksinasi Covid-19 bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).

Pemberian vaksin bahkan untuk seluruh sekolah, tidak atas domisili atau asal kedinasan.

“Upaya yang sudah adalah guru harus vaksin. Alhamdulillah berjalan cepat, sudah hampir 32 ribu orang lebih dari eksisting kuota vaksin 36 ribu orang,” imbuhnya.

“Kita tidak pilih kewenangan mau dari Kemenag atau orang dari luar kota yang mengajar di Kota Bandung. Jadi basisnya satuan kerja, bukan KTP,” sambungnya.

Pembatasan jumlah siswa

Cucu menegaskan lagi, dalam PTM terbatas nanti hanya sebagian siswa yang bisa mengikuti. Ada pembatasan jumlah secara bertahap untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

“Berikutnya pengertian PTM terbatas itu acuannya bertahap dari sisi jumlah yang ikut tatap muka. Pertama, mungkin 30 persen dulu. Lalu kita monev (monitoring dan evaluasi),” jelasnya.

Cucu mengungkapkan, bagi orang tua yang masih belum mengizinkan anaknya mengikuti PTM Terbatas jangan khawatir.

Sebab tetap akan terlayani melalui pembelajaran secara daring. Apabila jumlahnya sangat banyak, maka akan ada pengaturan jadwal secara bergiliran.

Baca Juga: Jelang Pendaftaran PPDB Bandung, Ini yang Harus Disiapkan Calon Peserta Didik

“Dengan demikian yang perlu mendapat perhatian, ketika pelayanan pendidikan ada yang PTM ada juga BDR (belajar dari rumah). Pilihan itu menjadi hak masyarakat dan kewajiban kita dan guru memberikan pelayanan,” katanya.

“Siswa yang datang ke sekolah akan mendapat pelayanan dan yang tidak datang juga. Itulah hybrid learning melalui platform blended learning,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yana Mulyana menyampaikan, Pemkot Bandung sudah melakukan simulasi serta FGD dengan stakeholder.

Baca Juga: Ada Skema Baru Bagi Siswa PPDB 2021 Kota Bandung

“Jadi pada dasarnya Pemerintah Kota Bandung sudah siap menggelar pembelajaran tatap muka. Meskipun kita tetap menunggu regulasi dari pemerintah pusat. Tapi sekolah sudah mempersiapkan infrastruktur prokesnya,” katanya.

Simulasi terkait jam masuk dan pulang siswa, tiap kelas memiliki waktu berbeda, sehingga tidak saling bersinggungan saat masuk dan keluar sekolah.

“Misalkan untuk SMP, kelas 1 masuk jam 7 pulang jam 10, kelas 2 masuk jam 7.30 pulang 10.30, kemudian kelas tiganya dari jam 8 sampai 11, sehingga gak ketemu. Kantin juga tidak boleh buka,” katanya.