Bewara  

Benarkah Virus Corona Menular lewat Udara? Ini Kata Ahli Patologi

Petugas Damkar Kota Bandung menyemprotkan disinfektan di salah satu jalan protokol. (FOTO: HUMAS PEMKOT BANDUNG)

HALOBdg – Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kesehatan (Labkes) Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Tati Sutarti SpPK menyatakan sebuah tempat pelaksaan rapid test tak lantas menjadi sarang virus corona atau Covid-19. Sekalipun virus tersebut ada, tidak akan menular lewat udara karena penyebarannya terjadi melalui cipratan air liur.

Tati yang juga seorang spesialis patologi menuturkan, virus corona membutuhkan media untuk diam atau hidup dan tidak bisa bertahan di udara. Sekalipun menempel pada media benda mati, itupun waktu bertahannya tidak lebih dari 6 jam.

“Tidak terbawa udara. Virus corona tidak ada penularan dari udara tapi dari percikan ludah, makanya kita jarak sekitar 1,5 meter. Itu untuk menghindari terkena percikan atau droplet, karena virus itu hidup bertahan dengan media air ludah,” jelas Tati, Sabtu (4/4/2020).

Meski terdapat kasus penularan melalui sentuhan ataupun berinteraksi pada suatu tempat yang sama, Tati menyebut hal itu kemungkinan akibatkan ada air liur yang keluar dari orang positif corona pada saat berbicara kemudian menempel pada suatu benda mati.

Untuk itu, sambung Tati, selain dengan disiplin physical distancing, setiap orang dimmbau menggunakan masker. Utamanya ketika sedang beraktivitas ke luar rumah, karena hal itu sangat membantu untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Sentuhan bisa aja, misalnya orang habis batuk kena ke tangannya terus dia pegang meja. Lalu meja dipegang sama kita karena tidak tahu dipegang orang terkena virus kemudian kita garuk-garuk sekitar hidung sekitar mulut bisa aja kena. Makanya kita harus sering cuci tangan,” imbaunya.

Tentang adanya kekhawatiran bahwa tempat pelaksaan rapid test bakal menjadi sarang virus, Tati menyebut hal itu tidak akan terjadi. Sebab, selain tak mampu menular melalui udara, Covid-19 tidak bisa bertahan lama pada benda mati.

Tati juga memastikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah sangat berhati-hati dan penuh perhitungan dalam memilih tempat penyelenggaraan rapid test. Sehingga lebih baik dilakukan jauh dari kerumunan massa atau pemukiman warga.

“Jadi kalau ada pemeriksaan di satu tempat yang jauh dari pemukiman, jauh dari kerumunan massa itu relatif aman. Karena kita juga semuanya memakai Alat Pelindung Diri (APD). Itu sudah diperhitungkan lokasinya, kemudian kita juga alat untuk melindungi dari penularan,” katanya.