Bisnis  

bank bjb Optimis Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional

HALO BDG – BANDUNG, Pada kuartal II-2021, bank bjb berencana menguatkan modal lewat Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau right issues. Perseroan akan menerbitkan 9,4% saham yang disetorkan penuh dan dengan nominal Rp250 per saham atau 925 juta lembar saham seri B.

Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi menyampaikan, guna melengkapi modal pada akhir kuartal II-2021, pihaknya akan menjalankan penawaran umum berkelanjutan (PUB) untuk obligasi sub ordinasi. Nilai obligasi yang diterbitkan mencapai nominal Rp1 triliun dan rencananya dana ini akan digelontorkan di akhir kuartal II-2021.

Aksi tersebut dinilai berfungsi untuk menjaga permodalan agar tetap memadai dalam menguatkan rasio capital dengan right issues. Untuk pertama kalinya tindakan ini diperlukan karena pemegang saham bank bjb didominasi oleh Pemda.

Dalam Analyst Meeting, Selasa (27/04/2021) lalu, Yuddy mengatakan, “Ini diperlukan pertama kalinya karena pemegang saham mayoritas kami yakni Pemda dalam melakukan setoran melalui BUMD yang PMHMETD, termasuk dilusi yang melekat pada aksi korporasi”.

Segera setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka rencana Perseroan untuk melakukan PMHMETD akan langsung dilaksanakan. Untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit, hasil right issue ini akan dipakai sepenuhnya.

Sampai akhir tahun, Yuddy mengatakan, bank bjb optimis dapat tumbuh 8-9 % mengikuti pemulihan ekonomi yang terjadi. Di samping itu, DPK ditargetkan tumbuh 9-10%, cost of fund 4-4,5%, dan NPL terjaga di level 1,5-1,7%.

Pada dasarnya, bank bjb telah disiapkan sedemikian rupa untuk menghadapi berbagai situasi agar tetap bisa menopang laju pertumbuhan bisnis. Selaras dengan semangat peningkatan kualitas produk dan layanan, bank bjb senantiasa kukuh menjalani aktivitas bisnisnya.

Seluruh tindakan bank bjb diharapkan bisa mengoptimalisasi pertumbuhan usaha. Selain itu, juga mendorong peningkatan laju ekonomi daerah hingga berujung pada akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional. Pencapaian positif di tahun ini tidak terlepas dari keberhasilan kinerja pada tahun 2020.

Selain itu, juga didorong oleh beberapa faktor pendukung di antaranya pelaku usaha akan mendapatkan kepercayaan kembali untuk menjalankan usahanya secara optimal. Sejalan dengan program vaksinasi yang digencarkan oleh pemerintah, diharapkan mampu mengembalikan minat konsumsi masyarakat.*