Inilah 3 Alasan Kenapa Lawang Sewu Terkenal dengan Keangkerannya

Halo, Takaiters!

Kalau kamu suka jalan-jalan, pasti kamu pernah dengar tentang Lawang Sewu kan? Lawang Sewu merupakan salah satu lokasi wisata sejarah di Semarang yang terkenal angker karena cerita-cerita horornya.

Kawasan wisata ini terletak di Jl. Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Semarang, Jawa Tengah. Lawang Sewu terletak di tengah kota Semarang, sekitar 2 Km dari Simpang Lima. Kalau sudah sampai di Tugu Muda, kamu tinggal berjalan menyeberang ke Lawang Sewu.

Lawang Sewu dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB dengan tiket seharga Rp10.000,00 untuk dewasa dan Rp5.000,00 untuk anak-anak. Kamu juga bisa memakai jasa pemandu dengan biaya sekitar Rp75.000,00.

Kenapa, sih, Lawang Sewu terkesan angker?

Di Lawang Sewu, selain ada museum sejarah kereta api dan  deretan “seribu pintu”, ada juga 3 ruangan  yang terkenal menyeramkan untuk dijelajahi. Yuk, cek hasil penelusuran di dalam 3 ruangan ini, Guys.

1. Bagian Loteng yang Gelap

Foto: youtube.com

Kalau kamu menggunakan jasa pemandu, biasanya pemandu akan mengajakmu melongok ke bagian loteng atas yang gelap tanpa lampu melalui sebuah tangga. Jika kamu tidak cukup bernyali untuk menjelajahi ruangan ini, maka kamu bisa menolak saat pemandu menawarkan untuk masuk ke dalam ruangan.

2. Ruang Bawah Tanah yang Seram

Foto: liputan6.com

Untuk menjelajahi ruang bawah tanah, kamu diwajibkan memakai sepatu bot dengan harga sewa sekitar Rp10.000 per orang. Kamu juga harus membayar tarif tiket untuk masuk ke ruang bawah tanah sekitar Rp15.000 per orang.

Tugas pemandu yang mengantar dari pintu masuk Lawang Sewu biasanya akan digantikan oleh pemandu lain yang khusus memandu ke ruang bawah tanah.

Ini yang akan kamu rasakan di ruang bawah tanah.

Cerita Tragis Pribumi di Masa Penjajahan

Saat berada di lorong bawah tanah ini, bersiap-siaplah untuk menguji adrenalinmu, Guys. Pak pemandu pasti akan bercerita tentang hal-hal tragis yang menimpa para pribumi pada masa sebelum kemerdekaan. Mereka mati mengenaskan oleh penyiksaan yang dilakukan tentara Jepang.

Penampakan Hantu 

Pemandu pun tidak akan lupa untuk menyelipkan kisah tentang penampakan hantu perempuan berambut panjang dengan pakaian serba putih. Penampakan ini muncul saat acara uji nyali yang pernah diadakan oleh sebuah stasiun televisi swasta.

Uji Nyali

Biasanya, pemandu akan menantangmu untuk merasakan sensasi horor di dalam lorong dengan mematikan seluruh lampu di ruang bawah tanah selama beberapa menit. Nah, lo, berani enggak?

3. Penjara Bawah Tanah yang Mencekam

Foto: loop.co.id

Ini yang akan kamu lihat saat menjelajahi ruang bawah tanah.

Lorong yang Tergenang Air

Di dalam ruang bawah tanah, kamu akan didampingi pemandu untuk berjalan memutari area penjara melalui lorong yang panjang. Ada beberapa lampu di dinding yang dipasang berjauhan satu dengan yang lain. Air menggenang di sepanjang lorong.

Pada zaman penjajahan Belanda ruang bawah tanah ini digunakan sebagai saluran air sekaligus sebagai pendingin gedung. Namun, di zaman penjajahan Jepang ruangan ini beralih fungsi menjadi penjara.

Penjara Jongkok dan Penjara Berdiri

Penjara berdiri adalah semacam ruang sempit di dinding setinggi manusia. Sementara penjara jongkok adalah semacam bak berbentuk kotak setinggi orang jongkok. Dahulu, penjara-penjara ini ditutup oleh terali besi seperti penjara pada umumnya.

Konon, satu penjara berdiri dan satu penjara jongkok diisi beberapa orang yang berimpitan. Di penjara-penjara ini orang-orang pribumi disekap dalam posisi berdiri dan jongkok selama bertahun-tahun. Bahkan mereka melakukan rutinitas yang mestinya dilakukan di kamar kecil di dalam penjara-penjara ini.

Bak Pasir

Di lokasi ini ada juga bak pasir yang dahulu digunakan sebagai tempat pemenggalan kepala para tawanan.

Lorong Air

Setelah para tawanan pribumi dipenggal kepalanya, tubuh dan kepala mereka dibuang ke sungai yang bermuara ke laut melalui lorong air bawah tanah.

Seram ‘kan, Guys?

Nah, kapan giliranmu mengunjungi Lawang Sewu? Selama kamu datang beramai-ramai, tidak ada yang perlu dicemaskan. Datanglah sekali waktu untuk melihat kemegahan salah satu warisan sejarah ini. Salam jalan-jalan.