Jabar  

Kereta Cepat Jakarta- Bandung Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Anggota Komisi VI DPR RI, Fraksi PPP Elly Rachmat Yasin/istimewa

HALOBDG.COM – Anggota Komisi VI DPR RI, Fraksi PPP Elly Rachmat Yasin mengatakan Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi kereta api dengan kecepatan operasi mencapai 350 km/jam. Tujuannya untuk meningkatkan pertumbuhan daerah maupun ekonomi nasional.

Ia menilai pembangunan kereta cepat rute Jakarta-Bandung (KCJB) menggambarkan wajah baru Indonesia yang modern dan maju.

“Kami berharap, pembangunan kereta cepat yang diperkirakan selesai Maret 2023 nanti akan mendorong terciptanya titik-titik ekonomi baru sehingga mengangkat dan menggerakkan perekonomian masyarakat di sekitarnya,” ujar Elly dalam keterangan pers, Kamis, 8 Desember 2022.

“Juga akan mendorong sektor pariwisata baru. Akan muncul juga kota-kota baru, seperti di perkebunan Walini kecamatan Cikalong, yang menjadi salah satu stasiun antar jemput penumpang sebagai kota penyangga dan kawasan ekonomi modern,” ungkapnya.

Bandung dan sekitarnya, yang selama ini menyimpan daya tarik wisata, fesyen dan sejarah juga kuliner akan lebih mudah dijangkau oleh pengunjung. Bagi pebisnis, menjangkau Jakarta juga tidak butuh waktu lama. Begitu pun penggemar moda kereta api dapat menikmati sarana transportasi yang ideal dan fleksibel, serta mudah mengaksesnya.

Menurutnya kereta cepat diperkirakan dapat mengangkut sekitar 31 ribu lebih penumpang dalam sehari ini sehingga terjadi peningkatan aktivitas manusia. Hal ini dapat membangun peluang baru untuk sektor real estate dan berbagai pusat bisnis lainnya.

Selain itu, akan tercipta banyak lapangan kerja. Proses konstruksi infrastruktur kereta cepat telah menyerap tenaga kerja hingga 15 ribuan orang. Pada saat beroperasi nanti, kereta cepat ini juga memerlukan banyak tenaga kerja. Pembangunan di daerah sekitarnya pun akan banyak menyerap tenaga kerja.

“Kereta cepat ini proyek berteknologi tinggi. Diharapkan akan menciptakan transfer pengetahuan dan keahlian (knowledge transfer) kepada anak negeri. Proses transfer pengetahuan ini menjadi suatu keharusan untuk pengembangan infrastruktur perkeretaapian di Indonesia,” jelasnya.

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini bukan bantuan China. Proyek ini merupakan kerja sama antara perusahaan yang tergabung dalam konsorsium dengan nama Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC).

Terdapat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni Wijaya Karya sebagai perusahaan konstruksi, PT Perkebunan Nusantara VIII sebagai pemilik mayoritas lahan, Jasa Marga yang berpengalaman mengelola jasa asuransi perjalanan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang saat ini menjadi pimpinan proyek. Mereka semua berinvestasi, jadi bukan program bantuan, tapi murni bisnis dengan skema B2B (business to business).

Tak hanya itu, terdapat juga BUMN yang bergerak di bidang Pangan dan Pertanian. Mereka membentuk holding Pangan atau disebut ID FOOD bergerak dalam bidang Pertanian dan Agroindustri, Peternakan dan Perikanan, serta Perdagangan dan Logistik.

ID FOOD beranggotakan 5 perusahaan BUMN, yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (bidang ekspor impor pangan), PT Sang Hyang Seri (bidang bibit pertanian), PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari (peternakan sapi dan pedaging lainnya), dan PT Garam. Didukung sebanyak 11 Anak Perusahaan.

“Kami mengharapkan kemajuan teknologi dan transportasi di Indonesia, khususnya dengan adanya Kereta Cepat juga mendorong kemajuan di sektor pertanian,” tuturnya.  *)