Bewara  

15 Pasien Positif Corona di Bandung, Kadinkes: Jangan Panik, Tak Bergejala Tak perlu Tes Covid-19

Halobdg.com – Berdasarkan data Pusat Informasi COVID-19 Kota Bandung, hingga Jumat (27/3/2020) pukul 20.30 Wib. Kasus pasien positif Corona di Kota Bandung bertambah jadi 15 orang.

Dari jumlah 15 orang kasus positif di Kota Bandung, sepuluh pasien masih dalam perawatan. Sedangkan tiga pasien meninggal dan dua orang sembuh.

Untuk Kategori Orang dalam pengawasan (ODP) ada 348 orang dan pasien dalam pemantauan (PDP) 39 orang.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Rita Verita mengimbau warga agar tak perlu panik dengan adanya wabah virus Corona (Covid-19) di Kota Bandung.

Kendati telah ditemukan kasus positif, namun bukan berarti semua orang harus mengikuti rapid test atau tes cepat yang dilaksanakan pemerintah.

Rita mengatakan, pihaknya melakukan klasterisasi kepada warga yang perlu dan tidak perlu dites. Sesuai arahan Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Bandung.

“Prioritas tes itu, tenaga kesehatan dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) untuk dites lebih dulu. Selanjutnya orang-orang yang pernah berkontak dengan pasien positif Covid-19 juga akan diprioritaskan,” jelas Rita Jumat (27/3/2020).

Rita menegaskan, di luar kelompok tersebut tidak perlu dites. Hal tersebut merespon banyaknya permintaan tes dari masyarakat yang sehat dan tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien positif.

Bagi orang yang tidak bergejala, ia hanya perlu menjaga agar tubuhnya tetap sehat dengan menjaga kekebalan tubuh dengan gizi seimbang dan hidup bersih.

Baca 5 Makanan ini Dipercaya Mencegah Virus Corona

Kalau tidak bergejala tidak usah dites, kata Rita. “Selain karena alat tesnya terbatas, kita juga perlu mengutamakan tenaga kesehatan yang akan berjuang di lini depan. Mohon semua orang bisa mengerti,” imbaunya.

Rita mengungkapkan. Dinkes Kota Bandung telah menerima 1.000 alat tes dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sisanya sebanyak 1.763 alat tes akan dikirim kemudian. Dinkes juga telah mendistribusikan alat-alat tes itu ke puskesmas-puskesmas yang di lingkungannya terdapat ODP.

“Nanti teknisnya kami serahkan ke tiap-tiap puskesmas. Boleh petugas kesehatan yang door to door ke ODP, atau merekanya diundang ke puskesmas dengan tetap mempertimbangkan keamanan. Silakan saja. Tapi petugas kesehatannya yang lebih dulu dites,” pungkasnya.