Bewara  

Tahura Djuanda Dago Bandung Kini jadi Trek Favorit Para Pesepeda

HALObdg.com – Bandung, Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda jadi primadona para pesepeda di Kota Bandung. Kontur tanah yang tidak rata memacu adrenalin pesepeda untuk lebih berhati-hati.

Meski demikian, pemandangan alam yang indah nan asri, dengan udara khas Bandung atas tentunya membuat lelah selepas menggowes seketika hilang.

Namun keinginan itu terhalang dengan objek wisata Tahura Dago yang masih belum membukanya karena mengikuti aturan PSBB proporsional Pemrov Jabar dan Pemkot Bandung hingga 26 Juni 2020.

Baca: New Normal, Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda Bandung Siap Dibuka Kembali

Koordinator Pengamanan Tahura Dago, Iwa Kartiwa menyebut, sejak pemerintah melonggarkan PSBB, pesepeda banyak yang datang ke Tahura.

Bahkan tidak jarang, ada pesepeda yang memaksa masuk ke dalam, meski Tahura belum resmi membukanya.

“Keinginan pengunjung cukup membludak bahkan pengunjung ada yang memaksa ingin masuk. Kami menutup ini bukan berpikir keselamatan diri sendiri tapi pengunjung juga,” kata Iwa di lokasi, Minggu (21/6).

Ia menyebut, pesepeda datang di hari Sabtu dan Minggu pagi. Tidak bisa dipungkiri, trek di Tahura Dago memang memacu adrenalin bagi para pesepeda. Kontur tanah yang tidak rata dengan tikungan tajam membuat kawasan Tahura Dago jadi favorit para pesepeda.

Iwa menuturkan, pesepeda ingin menikmati suasana alam yang sejuk dan menyegarkan. Tahura Dago direncanakan buka 26 Juni. “Tanggal 26 Juni rencana buka, tapi ada kemungkinan diundur lagi. Awalnya rencana mau buka tanggal 20-an,” ucapnya.

Sebelum membuka Tahura, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan. Iwa mengatakan, pihak Tahura semaksimal mungkin membuat nyaman pengunjung dan pengelola.

Selain itu, saat nanti sudah dibuka, Tahura Dago akan memberlakukan pembelian tiket secara online.

Pembelian tiket online bisa dilakukan melalui aplikasi, katanya ini untuk meminimalisir penumpukan di loket pembelian tiket dan uang cash.

“Selain menyediakan standar protokol kesehatan seperti handsanitizer dan mewajibkan memakai masker, kami juga hanya akan menjual tiket secara online. Jadi kalau pengunjung yang tiba-tiba datang dan mau beli tiket offline tidak akan kami layani,” paparnya.

Tahura Dago sendiri mulai menutup tempatnya sejak pemerintah memberlakukan PSBB secara besar-besaran 3 bulan lalu.

Iwa mengatakan, dampak kepada para pedagang yang menggantungkan hidupnya pada Tahura Dago cukup besar.

Para pedagang yang biasanya menjual dagangannya di sekitar objek wisata kini terpaksa tidak ada pendapatan.

Mengenai hal itu, pihak pengelola mengaku sudah mendengar informasinya. Mereka sempat mengusulkan untuk secepatnya membuka Tahura Dago.

“Memang masyarakat sekitar yang istilahnya ikut hidup pada Tahura juga merasakan dengan adanya penutupan, pendapatan mereka hampir hilang. Usulan buka kembali banyak mendengar keluhan masyarakat ingin cepat dibuka kembali, mereka kesulitan,” tandasnya. (hns/rdrbdg.id)