Inilah Sejarah Hari Ibu yang Diperingati 22 Desember

Sejarah Hari Ibu yang diperingati 22 Desember 2020
Menteri PPPA Bintang Puspayoga melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta (17/12).Dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-92 Tahun 2020./Kemenpppa.go.id

HALOBDG.com – Hari Ibu 2020 diperingati setiap tanggal 22 Desember, pada tahun 2020 jatuh pada hari Selasa (22/12/2020). Simak sejarah singkat peringatan hari Ibu diartikel berikut ini.

Dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-92 Tahun 2020, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta (17/12).

Dikutip dari kemenpppa.go.id, Ziarah ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa, sebagai tanda penghormatan, dan penghargaan kepada para pahlawan, termasuk pahlawan perempuan, baik yang berjuang untuk bangsa maupun pahlawan yang berjuang dalam keluarga.

Usai meletakkan karangan bunga dan memimpin doa, Menteri Bintang melakukan tabur bunga di beberapa makam pahlawan atau tokoh perempuan, yakni Ani Yudhoyono, Ainun Habibie, Rasuna Said, Nelly Adam Malik, Lasiah Sutanto, Sulasikin Murpratomo, Mien Sugandhi, dan makam para pahlawan revolusi.

Hari Ibu dimaknai sebagai hari pergerakan perjuangan perempuan. Sejak dahulu, nyatanya perempuan Indonesia telah ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.

Perjuangan tersebut telah dimulai sejak Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali diselenggarakan di Yogyakarta pada 1928. Diharapkan perempuan masa kini pun bisa melanjutkan perjuangan kaum perempuan melalui kontribusinya pada pembangunan bangsa.

Sejarah Hari Ibu

Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Sebelumnya, pada tanggal 28 Oktober 1928 Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia.

Hal itu menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.

Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta.

Salah satu keputusannya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum Laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju.

Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).

Pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta. Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.

Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.

Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.