Tekno  

Teknik Framing dalam Pengambilan Gambar Adalah Kunci untuk Hasilkan Foto Menarik

Framing dalam pengambilan gambar adalah
Ilustrasi teknik fotografi Framing dalam pengambilan gambar/pixabay

Framing dalam pengambilan gambar adalah salah satu teknik fotografi untuk menghasilkan foto yang menarik. Agar lebih jelas, yuk simak penjelasan lengkap dalam artikel ini.

Fotografi adalah seni dan ilmu menghasilkan gambar dan rekaman visual dengan menggunakan cahaya dan kamera. Fotografi awalnya ditemukan untuk kebutuhan dokumentasi, namun kini telah berkembang menjadi bentuk seni yang memiliki banyak sejarah, aliran, dan tekniknya tersendiri.

Seorang fotografer memiliki gaya dan teknik tersendiri dalam mengambil foto. Mulai dari pemilihan kamera, lensa, setting pencahayaan, hingga teknik framing atau pembingkaian objek dalam karyanya.

Baca juga: 5 Tips Memotret Keren Menggunakan Kamera HP (Smartphone)

Framing merupakan salah satu teknik penting dan mendasar dalam fotografi. Framing adalah cara memotong dan menyusun komposisi objek dalam frame atau bidang foto. Framing yang baik dapat mengarahkan perhatian penonton langsung kepada objek utama yang ingin difokuskan dalam sebuah foto.

Teknik framing tidak hanya penting dalam fotografi, namun juga diterapkan dalam videografi atau pembuatan video. Dalam artikel ini, Halobdg.com akan membahas secara lengkap mengenai pengertian framing, teknik penerapannya, hingga cara mempraktikkannya baik dalam fotografi maupun videografi.

Baca juga: Galakan Budaya Cetak Foto, Wonder Photo Shop Perdana Hadir di Bandung

Pengertian Framing dalam Fotografi

Framing dalam konteks fotografi dapat didefinisikan sebagai teknik membingkai atau mengatur komposisi objek foto utama dengan memanfaatkan unsur-unsur pendukung disekitarnya dalam sebuah frame atau bidang gambar.

Framing bertujuan untuk mengarahkan fokus perhatian penonton kepada objek, momen, atau pesan utama yang ingin disampaikan fotografer lewat fotonya. Framing yang baik mampu menyoroti objek utama foto dengan efektif.

Baca juga: Hi Traveller Intip! Yuk, 6 Langkah Memilih Kamera Terbaik Untuk Perjalananmu

Tujuan Utama Framing

Tujuan utama dari teknik framing dalam fotografi adalah untuk memandu mata penonton agar langsung mengarah dan fokus kepada focal point atau objek utama dalam foto. Focal point biasanya sengaja ditempatkan pada posisi tertentu dalam frame foto mengikuti kaidah estetika fotografi.

Salah satu aturan umum dalam menempatkan focal point adalah aturan sepertiga atau the rule of thirds. Aturan ini membagi frame foto menjadi 3×3 bagian yang sama besar, lalu menempatkan objek utama di salah satu garis pembaginya. Penempatan mengikuti aturan sepertiga ini dipercaya dapat menghasilkan foto yang harmonis dan menarik.

Selain aturan sepertiga, fotografer juga sering menerapkan aturan genggaman tangan atau rule of odds saat melakukan framing. Aturan ini menyisakan sedikit ruang kosong di sekitar objek utama dalam frame seukuran genggaman tangan untuk menambah kesan artistik pada foto.

Manfaat Teknik Framing

Beberapa manfaat yang bisa didapat dari penerapan teknik framing yang baik dalam fotografi antara lain:

  • Memberikan konteks yang lebih jelas kepada objek utama dalam foto. Misalnya menampilkan latar belakang alam saat memotret hewan
  • Meningkatkan rasa ingin tahu dan imajinasi penonton terhadap objek yang difoto. Framing yang tidak menampilkan objek utama secara utuh dapat menimbulkan rasa penasaran
  • Menambah dimensi dan kedalaman visual pada foto. Framing dapat menciptakan ilusi depth pada foto dengan memainkan unsur foregroud dan background
  • MengaturViewer’s eyes menjadi tertuju dan fokus ke objek tertentu dalam foto. Framing membantu mengarahkan perhatian penonton
  • Meningkatkan estetika, keartistikan, dan keindahan foto. Framing yang tepat dapat menghasilkan komposisi foto yang harmonis dan enak dipandang.

Cara Melakukan Framing yang Baik

Untuk bisa menerapkan teknik framing dengan baik dalam foto, ada beberapa teknik dan tips framing yang perlu diperhatikan oleh fotografer diantaranya yaitu:

Aturan Umum Framing

Aturan framing dalam fotografi merupakan pedoman umum yang dapat digunakan fotografer dalam menerapkan teknik framing pada komposisi foto.

Beberapa contoh aturan umum dalam penerapan framing foto antara lain:

1. Aturan sepertiga (the rule of thirds)

Aturan sepertiga atau the rule of thirds adalah salah satu pedoman umum dalam komposisi foto. Aturan ini membagi area frame menjadi 9 bagian yang sama dengan 2 garis vertikal dan 2 garis horizontal. Titik potong antar garis ini disebut dengan power points.

Objek utama disarankan ditempatkan di salah satu power point, bukan ditengah frame. Penempatan mengikuti aturan rule of thirds ini dipercaya dapat menciptakan foto yang lebih harmonis dan menarik.

Beberapa hal penting dalam menerapkan aturan the rule of thirds:

  • Garis pembagi tidak perlu kelihatan, yang penting adalah penempatan objek utama mengikuti garis tersebut
  • The rule of thirds dapat diterapkan untuk objek tunggal atau beberapa objek dalam satu frame
  • Tidak selalu harus objek utama yang ditempatkan di power point. Bisa juga elemen penting lain seperti mata pada potret
  • Komposisi the rule of thirds bisa digabungkan dengan teknik framing lain seperti leading lines dan deep framing
  • Aturan ini tidak mutlak. Kadang eksperimen dengan penempatan objek di luar power point juga bisa berhasil
  • Perhatikan arah gerak objek dan ruang kosong di depannya saat menerapkan komposisi ini.

2.  Aturan genggaman tangan (the rule of odds)

Aturan genggaman tangan atau the rule of odds menyarankan untuk menyisakan sedikit ruang kosong disekitar objek utama dalam frame foto. Ukuran ruang kosong yang disarankan adalah sebesar genggaman tangan orang dewasa.

Tujuannya adalah untuk menciptakan komposisi foto yang lebih artistik dan alami. Objek utama tidak ditempel pada tepi frame, namun masih memiliki fokus yang kuat berkat ruang kosong di sekitarnya.

Beberapa tips dalam menerapkan aturan genggaman tangan:

  • Ukuran genggaman tangan yang disisakan tidak perlu simetris atau sempurna, yang penting ada ruang kosongnya
  • Aturan ini bisa dikombinasikan dengan aturan sepertiga, dengan menempatkan objek di power point dan memberi space di sekitarnya
  • Ruang kosong bisa di bagian atas, bawah, kiri, kanan atau mengelilingi objek utama. Yang mana saja tergantung komposisi
  • Hindari memotong objek tertentu seperti mata, kepala, atau kaki subjek. Beri sedikit space di sekitarnya
  • Jangan terlalu menempel pada subjek saat memotret portret. Beri jarak agar ada ruang untuk rule of odds
  • Perhatikan arah pandang dan gerakan subjek, lalu beri space pada area yang dituju.

3. Headroom

headroom adalah komposisi yang berkaitan dengan jumlah ruang kosong yang harus disisakan di bagian atas frame saat melakukan framing foto potret atau foto yang menampilkan subjek manusia.

Headroom yang ideal untuk potret adalah sekitar 10-15% dari total frame bagian atas. Lebih spesifiknya, jarak antara puncak kepala dengan tepi atas frame sebaiknya sekitar 2-3 jari.

Beberapa hal penting dalam menerapkan headroom:

  • Headroom memberi space bagi arah pandang subjek serta “ruang bernapas” agar potret tidak terlihat tertekan
  • Jika objek memakai topi atau aksesoris di kepala, headroom perlu ditambah agar tidak terpotong
  • Untuk potret close-up wajah, headroom bisa dikurangi menjadi lebih kecil lagi
  • Posisi kamera yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menghasilkan headroom yang kurang pas
  • Aturan ini tidak berlaku mutlak pada genre foto selain potret, seperti foto hewan, tanaman, dan landscape
  • Sering pantau hasil headroom lewat preview gambar di kamera, untuk memastikan pengaturannya pas

4. Eye line

Aturan eye line berkaitan dengan penempatan posisi mata subjek dalam frame saat melakukan framing potret agar terlihat alami. Umumnya, posisi mata disarankan berada di sekitar 1/3 bagian atas frame foto.

Beberapa hal penting dalam menerapkan eye line:

  • Hindari memotong tepat di atas alis mata karena akan terlihat aneh dan tidak alami
  • Usahakan kedua mata subjek masuk ke dalam frame dan terlihat jelas, jangan sampai ada yang terpotong
  • Perhatikan arah pandang mata subjek, lalu beri sedikit ruang kosong pada area yang dituju
  • Aturan ini berlaku untuk potret close-up wajah. Untuk potret setengah badan atau full body, posisi mata relatif lebih rendah
  • Jika ada dua orang atau lebih dalam satu frame, maka eye line kedua subjek perlu diperhatikan
  • Posisi kamera yang terlalu tinggi atau rendah bisa membuat eye line menjadi kurang pas
  • Preview gambar di kamera sangat membantu memastikan apakah eye line sudah tepat sebelum menekan tombol jepret.

Teknik-teknik Framing

Teknik framing dalam fotografi adalah cara untuk mengatur komposisi atau penempatan objek di dalam frame atau bidang gambar dengan tujuan mengarahkan fokus penonton ke objek utama foto.

Framing membantu fotografer untuk membingkai objek utama dengan elemen-elemen pendukung di sekitarnya, seperti garis, bidang, tekstur, warna, dan lainnya.

Dengan menguasai teknik framing, fotografer dapat menyusun komposisi foto yang lebih menarik secara visual.

Berikut beberapa contoh teknik framing dalam fotografi:

1. Leading Lines

Leading lines adalah garis alami yang ada di lokasi pemotretan, seperti jalan setapak, sungai, pantai, yang dapat digunakan untuk menuntun mata penonton menuju objek utama dalam frame. Leading lines menciptakan ritme dan memberi kedalaman pada foto.

2. Framing dengan Benda

Teknik ini sengaja menambahkan benda di depan objek utama seperti daun, ranting, jendela untuk membingkai objek tersebut. Benda pembingkai ini menjadi pengantar fokus mata ke objek utama di belakangnya.

3. Deep Framing

Deep framing menempatkan objek di bagian paling belakang frame untuk menciptakan ilusi kedalaman pada foto. Dengan menambahkan elemen foreground dan background, sensasi depth dapat ditonjolkan.

4. Negative Space

Negative space merupakan area kosong yang sengaja ditinggalkan di sekitar objek utama. Ruang kosong ini membuat objek utama menjadi fokus perhatian karena terpisah secara visual.

5. Symmetry vs Asymmetry

Komposisi foto bisa dibuat simetris atau asimetris. Symmetry cocok untuk objek berbentuk geometris, sedangkan asymmetry untuk objek alami. Keduanya punya daya tarik visual yang unik.

6. Fill the Frame

Fill the frame adalah teknik mengisi seluruh frame dengan satu objek. Teknik ini memberi fokus penuh pada objek tanpa distraksi latar belakang. Bisa digunakan untuk foto makro atau potret close-up.

Prinsip-Prinsip Framing

Beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan saat menerapkan framing pada foto:

1. Focal Point

Focal point adalah area yang menjadi titik perhatian utama dalam sebuah foto. Objek utama sebaiknya ditempatkan pada focal point menggunakan teknik framing yang tepat.

2. Geometry

Geometry berkaitan dengan pemanfaatan garis, bentuk, dan bidang secara efektif untuk membingkai objek utama. Geometry yang tepat membuat framing terlihat rapi.

3. Balance

Balance adalah keseimbangan visual antar elemen dalam frame. Balance diciptakan dengan memperhatikan ukuran, warna, dan pengaturan objek agar terlihat harmonis.

4. Cropping

Cropping adalah teknik memotong frame dengan sengaja untuk menyorot objek tertentu. Cropping yang kreatif dapat digunakan untuk menguatkan pesan foto.

5. Depth

Depth adalah kedalaman visual yang tercipta pada foto. Depth dapat dimaksimalkan dengan memainkan foreground dan background serta memanfaatkan perspektif.

6. Rhythm

Rhythm adalah pola atau flow yang tercipta pada foto, seperti dengan menggunakan repetisi elemen visual atau variasi warna. Rhythm yang baik menuntun mata menikmati foto.

Tips Framing Lainnya

Beberapa tips lain yang dapat dilakukan fotografer agar hasil framing lebih optimal:

  • Ciptakan balance dan proporsi yang harmonis antar objek dalam frame foto. Hindari kesan objek terlalu menumpuk atau terpencar
  • Hindari tangan atau objek terpotong pada tepi frame foto. Tepi frame sebaiknya digunakan untuk menambah kesan artistik foto
  • Ikuti panduan khusus teknik framing untuk jenis foto tertentu seperti potret, pemandangan alam, makro, dan lainnya. Setiap genre foto memiliki framing yang ideal
  • Perhatikan emosi dan ekspresi wajah subjek saat melakukan framing foto potret. Pilih angle pengambilan gambar yang tepat
  • Mainkan pencahayaan untuk menonjolkan objek utama dan menambah dimensi pada foto. Gunakan teknik cahaya seperti rim light, side light, backlight dan lainnya.

Penerapan Framing dalam Videografi

Teknik framing tidak hanya diterapkan dalam fotografi, namun juga sangat penting dalam videografi atau proses pembuatan video.

Dalam konteks videografi, framing tetap memiliki peran untuk mengarahkan perhatian penonton kepada objek dan momen penting dalam alur cerita video.

Secara umum, prinsip dan teknik framing dalam fotografi banyak yang juga diterapkan dalam videografi.

Hanya saja, videografer perlu lebih teliti karena harus menerapkan framing dalam situasi pengambilan gambar yang dinamis mengikuti gerak objek.

Adapun perbedaan utama penerapan teknik framing antara fotografi dan videografi:

  • Fotografi menangkap gambar diam, sedangkan videografi merekam gambar dalam bentuk gerakan
  • Framing foto umumnya diterapkan sekali pada saat pengambilan gambar, sedangkan framing video harus disesuaikan secara dinamis selama proses pengambilan gambar
  • Teknik framing harus diterapkan secara konsisten dari satu scene ke scene lainnya agar alur video terlihat menyatu
  • Framing video perlu memperhatikan komposisi landscape atau portrait tergantung format video yang diinginkan
  • Framing video memerlukan pengaturan camera movement (gerakan kamera) selain angle pengambilan gambar

Cara Mempraktikkan Teknik Framing

Agar bisa menguasai penerapan teknik framing dengan baik, baik fotografer maupun videografer memerlukan banyak praktik dan latihan.

Berikut beberapa tips cara mempraktikkan teknik framing:

  • Latihan membingkai objek menggunakan tangan atau viewfinder kamera. Ini dapat dilakukan sebelum proses pengambilan gambar yang sebenarnya
  • Saat hunting foto atau video di lapangan, luangkan waktu untuk menentukan komposisi framing yang ideal sebelum menekan tombol jepret atau rekam
  • Gunakan fitur bantuan seperti grid dan garis pada kamera DSLR atau mirrorless untuk membantu menerapkan teknik framing
  • Terapkan framing berulang kali pada berbagai jenis foto dan video seperti landscape, potret, street photography, film pendek, dokumenter, dan lainnya
  • Analisis hasil framing yang telah dibuat dan bandingkan dengan referensi foto/video profesional untuk menemukan area yang perlu ditingkatkan
  • Ikuti workshop atau kursus fotografi dan videografi untuk belajar framing dari instruktur berpengalaman
  • Bergabung dengan komunitas fotografi dan videografi juga dapat meningkatkan skill framing melalui diskusi dan sharing pengalaman

Demikianlah pnejlasan lengkap tentang framing dalam pengambilan gambar. Lewat framing yang baik, seorang fotografer atau videografer dapat bercerita dan menyampaikan pesan lewat karya visualnya. Framing yang baik mampu menggugah emosi dan menarik penonton untuk berimajinasi saat melihat foto atau video.