Bewara  

Emil Siapkan Gerakan Nasi Bungkus dan Dapur Umum Saat PSBB Corona di Jabar

Ridwan Kamil

HALObdg – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggagas Gerakan Nasi Bungkus atau Gasibu selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung di Bogor, Depok dan Bekasi. Kemudian, akan ada dapur umum di setiap kelurahan di lima wilayah tersebut.

Kehadiran Gasibu dan dapur umum bertujuan untuk memastikan semua masyarakat Jabar dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya. Agar dua gerakan itu berjalan, Emil sapaan akrab Ridwan Kamil meminta Karang Taruna se-Jabar berkontribusi.

“Dengan gerakan nasi bungkus itu, kita memastikan tidak ada manusia kelaparan di jalan, kepada mereka yang ternyata tidak terdaftar (di kelompok penerima bantuan),” katanya.

“Dapur umumnya di kelurahan, tolong hubungi pak Lurah-nya. Kemudian yang masaknya PKK, dan tidak boleh ada kerumunan. Jadi bukan orang lapar mendatangi dapur, justru tugas Karang Taruna adalah memetakan ada berapa potensi kelaparan di wilayahnya, dilaporkan, kalau dia tidak termasuk daftar penerima bantuan, Karang Taruna membagikan,” tambahnya.

Semua pihak, mulai dari BUMD, mahasiswa, perusahaan swasta, sampai masyarakat umum, dapat ikut dalam gerakan tersebut. Selain itu, Emil meminta Karang Taruna se-Jabar untuk memantau pandataan penerima bantuan, termasuk bagi warga yang memiliki KTP di luar wilayah domisilinya saat ini.

“Memang tugas utamanya ada di Dinsos (Dinas Sosial), Karang Taruna ini lapis ‘penyapu’, memastikan tidak ada (warga) yang terlewat (pendataan),” ucapnya.

“Nanti saya buat surat tugas Karang Taruna untuk membantu sampai memverifikasi, menyisir mereka-mereka yang terlewat,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Pemda Provinsi Jabar menerima aduan masyarakat yang membutuhkan bantuan, tapi belum terbantu, melalui aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar). Hal tersebut bertujuan untuk memastikan semua masyarakat yang membutuhkan terbantu.

“Ada fitur di PIKOBAR, aplikasi di mana warga yang merasa harusnya dibantu terlewatkan sana-sini dari 7 pintu masuk, juga bisa lapor di aplikasi PIKOBAR. Nanti, aplikasi itu akan mengklarifikasi untuk membantu. Intinya adalah jangan khawatir tidak boleh ada orang kelaparan kesusahan karena sistem formal. Maka, kita bantu dengan sistem pengaduan lewat aplikasi agar disiplin dan terukur,” kata Emil.