Bewara  

Mengenal Kujang, Senjata Pusaka & Identitas Urang Sunda

Proses penempaan kujang. (Dok. Teddy Permadi)

HaloBdg.com – Kujang yang dikenal sebagai senjata pusaka masyarakat Sunda, juga menjadi identitas daerah, seperti terlihat dari lambang Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Secara umum, kujang dipahami sebagai sebuah pisau yang bentuknya menyerupai alat tikam.

Beberapa sumber menyebutkan Kujang merupakan perkakas yang merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan, melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Juga menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cenderamata.

Berbicara tentang kujang, maka tak bisa dilepaskan dengan sejarah Sunda Pajajaran masa silam. Kala itu, kujang sudah menjadi salah satu aspek identitas eksistensi budaya Sunda. Sebagai alat misalnya, kujang sudah digunakan sebagai perkakas pertanian sejak lama. Sumber tertulisnya tercatat pada naskah kuno Siksakanda Ng Karesian (1518).

“Segala macam hasil tempaan, ada tiga macam yang berbeda. Senjata sang prebu ialah: pedang, abet (pecut), pamuk, golok, peso teundeut, keris. Raksasa yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk membunuh. Senjata orang tani ialah: kujang, baliung, patik, kored, pisau sadap. Detya yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk mengambil apa yang dapat dikecap dan diminum. Senjata sang pendeta ialah: kala katri, peso raut, peso dongdang, pangot, pakisi. Danawa yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk mengerat segala sesuatu. Itulah ketiga jenis senjata yang berbeda pada sang prebu, pada petani, pada pendeta. Demikianlah bila kita ingin tahu semuanya, tanyalah pandai besi.”