Muslim  

CATAT, Berikut Puasa-puasa Sunah yang Diharamkan dan Yang Boleh Dikerjakan

Jelaskan Hikmah Puasa dalam Kehidupan Sehari-hari
Hikmah Puasa dalam Kehidupan Sehari-hari/foto: freepik.com

HALOBDG.com – Selain puasa wajib di bulan ramadan, dalam islam juga dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa sunah seperti puasa senin kamis dan lainnya.

Namun ada beberapa puasa yang diharamkan atau tidak tidak disyariatkan (ghair masyru’). Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Syamsul Hidayat menyebutkan beberapa puasa yang tidak boleh dikerjakan diantaranya:

1. Puasa Sepanjang Masa (Shaum ad-Dahr)

2. Puasa dengan cara menyambung puasa dua hari atau lebih tanpa berbuka (wishal)

3. Puasa pada hari Raya,

4. Puasa pada hari Tasyriq (11, 12 dan 13 Dzulhijjah),

5. Puasa Mendahului puasa Ramadhan sehari atau dua hari sebelumya,

6. Puasa khusus pada hari Jum’at (kecuali ada puasa sebelum atau sesudahnya).

Syamsul Hidayat menyarankan agar menjalankan puasa yang memang telah disyariatkan melalui redaksi hadis-hadis Nabi Saw.

Sebelumnya, tata cara pelaksanaan puasa sunah secara umum sama dengan pelaksanaan puasa wajib. Namun perbedaannya ialah diawali dengan niat ikhlas karena Allah Swt yang dimulai sebelum fajar atau sesudahnya sampai tengah hari selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

“Perbedaannya dengan puasa wajib ialah kalau puasa wajib harus sudah berniat puasa sebelum fajar, kalau puasa sunah niatnya bisa sebelum fajar sampai tengah hari atau dzuhur dengan catatan belum melakukan perbuatan yang membatalkan puasa,” Syamsul Hidayat dalam kajian Tarjih yang diselenggarakan Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) seperti dilansir dari laman muhammadiyah.or.id.

Adapun puasa sunah yang masyru’ (disyariatkan) ialah Puasa Dawud , Puasa Hari Senin dan Kamis, Puasa di bulan Sya’ban, Puasa Tasu’a dan Asyura (Muharram), Puasa Enam Hari di bulan Syawwal, dan Puasa hari Arafah (10 Dzulhijjah).

Syamsul Hidayat turut menyampaikan keutamaan melaksanakan puasa sunah ialah dapat menjadi perisai dari api neraka, Malaikat akan selalu bershalawat atas orang yang berpuasa, dan terhapusnya dosa-dosa.

“Perlu dicamkan bahwa puasa yang sungguh-sungguh bukan sekadar perbuatan fisik menahan lapar dan haus, melainkan didasarkan pada komitmen otentik yang kuat untuk meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat, sekaligus menjadi pendorong untuk berbuat baik,” ujar dosen studi Islam UMS ini.