News  

Aplikasi Ini Bisa Mengecek Status Keterisian Kamar di 380 Rumah Sakit di Jabar

HALOBDG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) meluncurkan BOR (Bed Occupancy Rate) Dashboard Jabar dalam Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar) demi mempermudah masyarakat mengakses fasilitas pelayanan kesehatan.

Tentunya status keterisian kamar rumah sakit ini sangat membantu bagi masyarakat. BOR Dashboard Jabar memberikan informasi dari 380 rumah sakit di Jabar.

“Informasi ini (keterisian rumah sakit) dapat membantu penanganan COVID-19 di Jabar dan meningkatkan awareness terkait pandemi COVID-19 dari tingkat keterisian rumah sakit,” kata Setiaji.

Masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan jangka waktu jika ingin mengecek karena data yang digunakan merupakan dari RS Online Kementerian Kesehatan dan diperbaharui setiap harinya.

Terdapat enam kategori tempat tidur (TT) dalam BOR Dashboard Jabar. Pertama adalah kategori hijau atau kategori tanpa gejala-gejala ringan. Kategori ini merupakan tempat isolasi tanpa tekanan negatif.

Kategori selanjutnya adalah kategori kuning atau gejala ringan-gejala sedang dengan isolasi tekanan negatif. Kemudian kategori merah atau gejala berat dengan ICU tekanan negatif dan ventilator. Selain itu, BOR Dashboard Jabar menampilkan data keterisian ruang intensif, IGD, dan ruang bersalin.

Data yang disajikan BOR Dashboard Jabar pun sangat spesifik. Selain menampilkan tingkat keterisian secara provinsi, BOR Dashboard Jabar menampilkan data per wilayah/zona maupun kabupaten/kota. Data keterisian setiap rumah sakit pun ditampilkan. Hal itu memudahkan masyarakat dalam melakukan pencarian.

“BOR Dashboard Jabar melengkapi data-data penanganan COVID-19 dalam Pikobar. Perkembangan penanganan COVID-19 perlu juga melihat keterisian tempat tidur di rumah sakit,” ucap Setiaji.

Setiaji mengatakan, akurasi data keterisian tempat tidur dipengaruhi pula oleh kedisiplinan rumah sakit dalam memperbarui data ke RS Online.

“Data dari RS Online. Kami sudah mengintegrasikan, mengambil, dan mengolah data tersebut. Nanti, kuncinya adalah rekan-rekan dari rumah sakit yang meng-update data ini supaya dapat diakses masyarakat,” tuturnya.