Istilah dan Asal Usul Ngabuburit Ternyata Berasal Dari Bahasa Sunda

tempat ngabuburit dan tarawih di Bandung

Istilah “ngabuburit” merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Kata ngabuburit ini  sering digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan saat menunggu waktu berbuka puasa selama bulan Ramadan.

Lantas dari mana asal usul ngabuburit yang populer hingga sekarang?

Asal-usul ngabuburit 

Mungkin banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu istilah  ngabuburit  berasal dari bahasa Sunda.

Ketua Lembaga Budaya Sunda (LBS) Universitas Pasundan Hawe Setiawan mengatakan, ngabuburit berasal dari kata dasar burit yang berarti sore atau petang.

“Istilah ngabuburit merujuk pada kata kerja, yaitu melakukan kegiatan untuk mengisi waktu seraya menyongsong tibanya sore hari,” katanya, seperti dilansir dari unpas.ac.id

Menurutnya, istilah ngabuburit merupakan bentuk keunikan bahasa Sunda. Sebab, dalam bahasa Sunda, keterangan waktu (dalam hal ini burit) bisa menjadi kata kerja setelah mendapatkan kata awalan (yaitu nga).

“Bahasa Sunda kosa katanya tidak begitu banyak, tapi variasinya tak terbatas. Maka, keunikan bahasa Sunda terdapat pada keterangan waktu. Orang bisa membuat kata kerja dengan tambahan awal, seperti kata ngabuburit,” ujarnya.

Berdasarkan Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit atau bersantai sambil menunggu waktu sore.

Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Ngabuburit Di Kota Bandung

Hawe mengatakan, istilah ngabuburit sudah muncul sejak lama, tepatnya ketika kebudayaan Islam memasuki tanah Sunda.

“Seingat saya sudah lama (muncul istilah ngabuburit). Saya kira sejak nilai-nilai Islam masuk dalam wilayah budaya Sunda,” ujarnya.

Namun, kata Hawe, kegiatan ngabuburit kini kian berkembang dan beragam dibanding awal kemunculannnya. Zaman dulu, anak-anak mengisi kegiatan ngabuburit dengan bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.

“Sekarang, kegiatan ngabuburit disesuaikan dengan kebudayaan daerah masing-masing, tentunya diarahkan pada kegiatan yang lebih kreatif dan berharga, bukan hanya untuk mengisi waktu, tapi juga menghayati Ramadan,” jelasnya.

Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Ngabuburit dan Tarawih di Bandung Paling Populer

Pengertian Ngabuburit

Menurut KBBI, ngabuburit atau mengabuburit artinya menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.

Sementara jika diterjemahkan secara Sunda, seperti dilansir situs PPID Kota Serang, kata ngabuburit terdiri atas dua komponen. Pertama adalah ‘nga’ yang merupakan sebuah imbuhan karena adanya pengulangan awal kata. Dan ‘burit’ artinya waktu menjelang azan magrib, waktu sore, atau waktu senja.

Sehingga jika diartikan maka arti ngabuburit adalah menunggu waktu menjelang azan magrib atau waktu buka puasa. Kata ngabuburit sering digunakan saat kegiatan menunggu magrib atau sore hari, baik itu jalan-jalan sore atau hal lain sambil menunggu suara azan magrib sebagai tanda berbuka puasa

Ngabuburit jadi istilah yang populer di Indonesia 

Meski berasal dari bahasa Sunda, istilah ngabuburit kini sudah digunakan secara umum di beberapa daerah di Indonesia. Hawe menilai, fenomena tersebut dipengaruhi peranan media yang menjadi sarana menyebarkan istilah ngabuburit.

“Saya kira mungkin karena faktor media, sehingga ngabuburit dikenal luas. Istilah ini juga mudah diucapkan oleh penutur non bahasa Sunda,” tuturnya.

Dengan begitu, istilah ngabuburit semakin mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, meski di sejumlah daerah ada yang memiliki istilah sendiri.

Beberapa sumber mengatakan bahwa ngabuburit berasal dari tradisi masyarakat Jawa yang suka berkumpul di masjid untuk melakukan kegiatan keagamaan, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, atau mengaji sebelum waktu berbuka puasa tiba. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu menjaga kondisi fisik dan spiritual selama berpuasa.

Selain itu, kegiatan ngabuburit juga dapat menjadi momen untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar, seperti teman dan keluarga. Kegiatan ini juga dapat menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan.

Dalam perkembangannya, kegiatan ngabuburit semakin berkembang dan bervariasi. Banyak orang yang kini memanfaatkan waktu ngabuburit untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti menonton film atau acara televisi, bermain game online, atau melakukan hobi dan minat lainnya. Meskipun tidak seluruh kegiatan ngabuburit terkait dengan tradisi keagamaan, namun kegiatan ini masih dianggap penting dan menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya, khususnya pada bulan Ramadan.

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “ngabuburit” juga semakin populer di media sosial. Banyak orang yang memanfaatkan waktu “ngabuburit” untuk bermain game online, menonton film atau acara televisi, atau bahkan memasak atau membuat kue. Meskipun kegiatan ini tidak sepenuhnya terkait dengan tradisi bulan Ramadan, namun banyak orang merasa bahwa kegiatan ini dapat membantu mengisi waktu dengan cara yang menyenangkan dan positif.

Dalam kesimpulannya, istilah “ngabuburit” adalah istilah yang sering digunakan dalam konteks tradisi bulan Ramadan di masyarakat Jawa dan Indonesia pada umumnya. Meskipun tidak banyak para ahli yang secara spesifik membahas tentang istilah ini, namun kegiatan “ngabuburit” dapat beragam dan dapat dilakukan secara individu atau bersama-sama dengan kelompok.