Inilah 3 Larangan di Hari Raya Idul Adha yang Harus Diketahui

Larangan di hari raya idul adha
freepik

 HALObdg.com – Setiap perayaan Hari Raya Idul Adha, umat Islam yang memenuhi syarat, biasanya akan melakukan ibadah kurban.

Berkurban di hari raya Idul adha memiliki banyak keutamaan, Namun demikina ada beberapa hal yang dilarang di Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban.

Larangan-larangan yang harus dihindari di hari raya Idul adha diantaranya yaitu diharamkan untuk berpuasa, memotong kuku.

Berikut larangan-larangan di hari Raya Idul Adha.

1. Haram berpuasa saat Idul Adha

Diharamkan untuk berpuasa di hari Idul Adha dan tiga hari setelahnya yang disebut hari tasyrik.

Hari Tasyrik Idul Adha yaitu hari yang haram berpuasa di bulan Dzulhijah.

Diharamkan berpuasa pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah atau di Indonesia yakni mulai tanggal 1-3 Agustus 2020.

Larangan tersebut berdadarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW Artinya : “Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)

Disebut hari tasyrik beraryi mendendeng atau menjemur daging kurban di bawah terik matahari.

Dalam hadits Syarh Shahih Muslim 8:18 menyebutkan hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir dan takbir.

Bertepatan dengan hari tersebut, jamaah haji di Makkah sedang melaksanakan ibadah lempar jumrah.

Menurut Ibnu Rajab, ada rahasia di balik larangan berpuasa di hari Tasyrik.

Dahulu, ketika orang-orang yang bertamu ke Baitullah karena perjalanan panjang yang dilalui.

Mereka kelelahan kemudian beristirahat setelah ihram, melaksanakan manasik haji dan umrah.

Allah mensyariatkan kepada mereka untuk beritirahat dan tinggal di Mina pada hari kurban dan tiga hari setelahnya.

Allah mensyariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan minum.

Agar bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir mengingat Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya.

 2. Jangan potong kuku dan rambut seluruh badan bagi yang berkurban

Bagi yang berkurban di hari raya Idul Adha dilarang untuk memotong kuku dan rambut diseluruh badan. Termasuk mencukur kumis dan mencabut uban.

Larangan tersebut sebagaimana yang diriwayatkan hadist tersebut disahkan HR. Muslim no. 1977 bab 39 halaman 152.

“Siapa saja yang ingin berqurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijah (1 Dzulhijah), maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sampai ia berqurban.”

Dikutip dari muslimafiyah, larang tersebut juga telah menjadi fatwa Al-Lajnah A-daimah (semacam MUI di Saudi).

“Haram bagi mereka yang ingin melaksanakan kurban baik laki-laki maupun wanita, memotong rambut badannya, memotong kuku atau bagian kulitnya (misalnya kulit dekat kuku). Sama saja baik itu rambut kepala, kumis, rambut kemaluan atau rambut ketiak serta rambut lainnya di badannya.”

Larangan tersebut mulai berlaku jika telah memasuki 10 hari di awal bulan dzulhijjah.

Artinya mulai tanggal 1 dzulhijjah sampai 10 dzulhijjah, sampai hewan kurban disembelih.

Hukum larangan memotong kuku dan rambut ini bersikap sunah.

Ustadz Adi Hidayat dalam dari tayangan kanal youtube Ceramah Pendek kajian Ustadz Adi Hidayat Lc MA, menjelaskan hikmah larangan tersebut jika dikerjakan berkenaan dengan keistimewaan pengampunan dosa.

Faedah larangan tersebut ditujukan memberikan keistimewaan sekiranya Allah berkenan mengampuni orang yang melaksanakan kurban dari ujung rambut hingga ujung kukunya.

“Diminta untuk tak potong kuku khawatirnya saat dipotong dan terpisah dari yang lainnya belum di-istighfari,” ujar Ustadz Adi Hidayat dalam dari tayangan kanal youtube Ceramah Pendek kajian Ustadz Adi Hidayat Lc MA

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ketika Allah hendak mengampuni dosa hamba-Nya maka bagian anggota badan yang terpisah dari bagiannya akan menjadi saksi diakhirat.

3. Jangan makan sebelum salat Id

Selain itu ada pula larangan makan sebelum melaksanakan salat Idul Adha.

Buraidah radliallahu anhu, berkata:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tak keluar untuk salat Idul Fitri sebelum makan, sedangkan pada Hari Raya Kurban beliau tidak makan hingga kembali (dari salat) lalu beliau makan dari sembelihannya”.

Hal ini disebabkan karena setelah melaksanakan salat Idul Adha akan melakukan penyembelihan kurban.

Sehingga diharapkan umat Muslim menikmati makanan dari hewan kurban yang disembelih.

Al-Alamah Asy Syaukani menyatakan:

“Hikmah mengakhirkan makan pada Idul Adha adalah karena hari itu disyari’atkan menyembelih kurban dan makan dari kurban tersebut, maka bagi orang yang berkurban disyariatkan agar berbukanya (makan) dengan sesuatu dari kurban tersebut. Ini dikatakan oleh Ibnu Qudamah”.

Baca juga:

Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha Bahasa Sunda Terpopuler

Tata Cara Khutbah Idul Adha dan Idul Fitri

Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha Bahasa Sunda Terpopuler

Bacaan Bilal Sholat Idul Adha dan Tata Caranya (Arab+Latin)