Tips  

Puasa Asyura: Niat, Dzikir yang Dianjurkan dan Sejarah Penting

Hari Asyura, Niat dan Dzikir yang Dianjurkan
Foto: NU Online

Hukum Puasa Asyura

Para ulama berpendapat bahwa puasa Asyura itu hukumnya wajib sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan pada tahun kedua hijriah.

Maka, setelah diwajibkan puasa Ramadhan, puasa ini menjadi puasa sunah ‘muakkad’ (sangat dianjurkan), inilah pendapat kebanyakan ulama.

Namun, pendapat lain mengatakan bahwa puasa ini memang sejak dulu hukumnya sunah ’muakkad’, tidak wajib, hingga diwajibkan puasa Ramadhan, maka hukumnya kembali menjadi sunah biasa.

Namun pendapat ini lemah, seperti yang ditegaskan Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani.

Keutamaan Puasa Asyura Asyura juga termasuk puasa yang sangat dianjurkan oleh agama islam. Rasulullah SAW Bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulannya Allah, Muharam” (HR Muslim).

Di antara keutamaan puasa ini ialah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu. Dari sahabat Abu Qatadah, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar Ia mengampuni dosa setahun yang lalu” (HR at-Tirmidzi).

Disebutkan dalam riwayat yang lain pula, bahwa Nabi Muhammad SAW ditanya tentang puasa Asyura, maka beliau menjawab, “(Puasa tersebut) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).

Seperti yang telah diketahui, yang dimaksud dengan penghapusan dosa di sini adalah dosa-dosa kecil, bukan dosa-dosa besar.

Tetapi, apabila tidak memiliki dosa kecil, maka diharapkan adanya keringanan dari dosa-dosa besar. Jika tidak, maka diangkat derajatnya.