Tips  

Puasa Asyura: Niat, Dzikir yang Dianjurkan dan Sejarah Penting

Hari Asyura, Niat dan Dzikir yang Dianjurkan
Foto: NU Online

HALObdg.com – Muharram, merupakan awal bulan dalam kalender Hijriah. Pada bulan Muharram memiliki hari yang mulia dalam Islam.

Hari itu adalah hari Asyura. Banyak kejadian, hal-hal penting, yang berhubungan dengan bulan ini.

Berikut ulasan hari Asyura:

Ada dua pendapat dalam penamaan Asyura. Pertama, Asyura diambil dari kata Asyirah (kesepuluh) untuk pleonastis (yang dilebih-lebihkan) dan diagungkan.

Sedangkan pendapat kedua adalah, kata Asyura adalah hari kesepuluh dari bulan Muharram.

Sejarah dan Perintah Puasa Asyura

Setelah hijrah dari Makkah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa pada hari Asyura, maka beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa Asyura.

Dari sahabat Abdullah bin Abbas radliyallahu ‘anh beliau berkata:

“Tatkala Nabi Muhammad SAW datang ke kota Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi sedang berpuasa di hari Asyura, lantas beliau bersabda kepada mereka, ‘Hari apa yang kalian sedang berpuasa ini?’

Mereka menjawab, ‘Hari ini adalah hari yang agung. Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya pada hari ini dan menenggelamkan Fir’aun beserta pasukannya. Maka Musa berpuasa pada hari ini sebagai rasa syukur dan kami turut berpuasa.’

Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Maka kami dengan Musa lebih berhak dan lebih utama daripada kalian.’ Maka Rasulullah SAW berpuasa dan memerintahkan berpuasa.” HR Bukhari dan Muslim.

Dahulu, kaum Quraisy juga berpuasa pada hari Asyura.  Hal itu Sisebutkan dalam riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim bahwa Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha berkata:

“Dulu kaum Quraisy berpuasa Asyura pada masa jahiliah. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan berpuasa Asyura pula, hingga diwajibkan puasa Ramadhan.

Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang berkehendak (ingin berpuasa), maka silakan berpuasa. Dan barang siapa yang berkehendak (tak ingin berpuasa), maka tidak berpuasa.’”

Selain puasa Asyura yang dianjurkan, puasa Tasu’a di hari kesembilan bulan Muharam dan hari kesebelas pun juga diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berpuasa juga.

Baca juga: Niat Puasa Tasua 9 Muharram dan Keutamaannya

Hal ini guna untuk membedakan antara ritual ibadah orang Muslim dan kaum Yahudi.

Diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Abbas radliyallahu ‘anh beliau berkata: “Nabi Muhammad SAW beliau bersabda, ‘Jika aku masih hidup hingga tahun depan, pasti aku akan berpuasa pada hari kesembilan’” (HR Muslim).

Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anh, marfu’ (disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW) berkata:

“Puasalah pada hari Asyura dan bedakanlah diri kalian dengan kaum Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau setelahnya.”

Imam Syafi’i dalam kitabnya al-Um dan al-Imla’ menegaskan bahwa disunahkan berpuasa 3 hari; puasa Asyura, Tasu’a dan puasa hari kesebelas.

Nah, dari sini dapat disimpulkan bahwa puasa Asyura itu ada 3 tingkatan:

Tingkatan yang paling rendah ialah puasa Asyura saja, kemudian atasnya adalah puasa Asyura dan puasa Tasu’a, dan yang terakhir, tingkatan yang paling tinggi adalah puasa Asyura, Tasu’a dan puasa hari kesebelas (bulan Muharram).